Kaltengtoday.com – Kopi, barangkali sedang jadi tren gaya hidup era kini. Bisa dilihat, berbagai kafe menyajikan beragam kopi dengan varian rasa dan penyuguhan yang berbeda, diserbu anak-anak muda.
Kopi ternyata juga punya manfaat bagi para emak yang biasa “berjuang” di dapur.
Baca juga :Â Ketika Kopi dan kafe Mulai Jadi gaya Hidup dan Identitas Anak Muda di Barito Timur
Selain untuk menetralisir aroma kurang sedap, bubuk atau serbuk kopi hitam, ternyata juga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu opsi alternatif pembuatan Wadi.
Wadi, yang dikenal oleh masyarakat Kalimantan, khususnya Kalimantan Tengah (Kalteng) atau Kalimantan Selatan (Kalsel), sebagai ikan atau daging yang diawetkan secara alami. Dulu biasa dibuat dengan formula pencampuran garam dengan beras/nasi, terlebih-lebih beras ketan.
Penggunaan kopi sebagai pengganti nasi dalam proses pembuatan Wadi, barangkali memang kebetulan bersama dengan tren yang sedang terjadi. Tapi ternyata, ada manfaat lain yang membuat bernilai plus.
Baca juga : Trio Warkopi, Kelompok Pemuda yang Dikenal ‘Mirip’ Warkop DKI Dituduh Langgar HKI
“Selain aromanya tidak menyengat seperti daging busuk, rasa ikan atau daging yang diawetkan memakai kopi campur garam, juga lebih sedap. Tapi tetap saja harus dicuci dulu sebelum dimasak, untuk mengurangi kadar asin yang berlebihan,” ucap Ny Tania, seorang warga Ampah, yang mengaku kerap bereksperimen dengan makanan tradisional, Senin (5/9/2022).
Bisa jadi nantinya penggunaan kopi dalam pembuatan Wadi, akan meluas, mengingat tak setiap saat beras ketan bisa didapatkan. Beda dengan kopi, yang di Kalteng atau Kalsel seperti jadi “menu wajib” di setiap rumah. [Red]
Discussion about this post