kaltengtoday.com, Kasongan – Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah Edy Pratowo menyebutkan, yang menjadi isu prioritas nasional adalah strategi nasional percepatan penurunan stunting yang saat ini masih tinggi. Stunting menyebabkan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan anak.
” Pada tahun 2022 Kabupaten Katingan termasuk paling tinggi kasus stunting di Kalimantan Tengah sekitar 29,9 persen dari hasil studi status gizi Indonesia (SSGI). Maka, saya berharap di tahun ini kasus stunting di Katingan dapat ditekan lagi penurunannya, ” Katanya, Kamis (20/7/2023).
Baca Juga : Â BKKBN-Aptisi Lakukan Penanganan stunting di Kalteng
Menurutnya, berdasarkan rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting Indonesia yang bertujuan untuk mendorong dan menguatkan konvergensi antar program, lintas sektoral dari berbagai pemangku kepentingan terkait lainnya.
” Stunting merupakan ancaman terhadap generasi masa depan, juga berdampak terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia ke depan. Sehingga, mempengaruhi perekonomian dan kegiatan pembangunan di daerah, ” Jelasnya.
Ia menyebutkan, salah satu penyebab stunting adalah kurang asupan gizi, termasuk kurang protein, pada masa 1.000 hari pertama kehidupan. Ini berarti dalam upaya mencegah stunting, harus mengonsumsi makanan kaya protein, seperti ikan.
Baca Juga : Â Posyandu Miliki Peran Penting Dalam Pencegahan Stunting di Kalteng
Alasannya, ikan mempunyai kandungan protein yang tidak kalah hebatnya dengan daging sapi maupun ayam. Ikan juga kaya asam lemak omega tiga yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan otak.
” Karena itulah ibu hamil dan anak-anak yang masih dalam periode emas pertumbuhan sangat disarankan untuk mengonsumsi ikan, ” Pungkasnya. [Red]
Discussion about this post