Jadi, ia mengaku turut mondar-mandir, baik ke lantai atas dan lantai bawah dari bangunan kantor tersebut, dengan tujuan menjaga terlebih dulu beberapa barang dan aset gereja yang ada di dalam gedung MPH GKE Maranatha. Dan setelah mendapat perintah, Ado pun segera bergerak untuk mengamankan aset seperti brankas, dan mic recorder ke tempat yang lebih aman.
Sekolah Turut Terbakar
Ado juga menceritakan sedikit tentang bagaimana gedung SMP Kristen yang berada persis di belakang gedung gereja. Kondisi yang sangat mepet dan bahkan hampir tak berjarak membuat para petugas pemadam kesulitan dalam memadamkan api yang jatuh menimpa, akibat struktur bangunan cukup rapuh akibat termakan api dan akhirnya roboh serta menimpa langsung atap SMP Kristen di belakangnya.
“Struktur bangunan gereja bagian belakang itu tinggi dan tidak sekokoh depan, dan roboh ke bagian atap sekolah di belakang,” ungkapnya.
Roboh dan jatuhnya puing bangunan yang membawa bara api tepat di atas atap bangunan sekolah itu akhir dengan cepat pula menyebar di seluruh bagian atap bangunan SMP Kristen.
“Jadi apinya itu bukannya kecil, tetapi langsung besar,” ucapnya.
Ladang Pelayanan
Gereja Maranatha bukan tempat yang asing bagi Ado dan seluruh anggota keluarganya, sebab dari kecil ia sudah beribadah di tempat itu bersama dengan sanak saudaranya, dan bahkan sampai ia kini memiliki keluarga kecil sendiri. Ibunya juga merupakan seorang pelayan yang bertugas sebagai Panetua atau petugas pelayanan yang membantu tugas pendeta dalam melayani warga jemaat di gereja, lalu Adiknya juga sering kali bertugas sebagai pianis atau petugas yang memainkan alat musik piano untuk mengiringi jemaat menyanyi dalam berbagai ibadah.
“Jemaat pastinya sedih, karena ini kejadian pertama. Hampir setiap minggu beribadah di gereja itu, tiba-tiba gerejanya terbakar dan saat ini harus pindah sementara, ibaratnya memulai dari minus lagi,” tuturnya.
Baca Juga : Â Bupati Gumas Resmikan Gereja di Desa Tewang Pajangan
Peristiwa kebakaran ini dirasakan Ado tidak hanya meluluh lantahkan bangunan, tapi juga kenangan dan rencana yang telah disepakati warga jemaat sebelumnya. Seperti ibunya yang beberapa waktu sebelumnya telah menerima undangan latihan paduan suara di gereja, yang dijadwalkan pada pukul 18.00 WIB dari salah seorang jemaat di group.
Terdapat pula rencana untuk warga jemaat mempercantik gedung gereja, khususnya dalam menyambut sukacita Natal Tahun 2024. Selain itu, terdapat pula rencana yang telah disepakati dengan beberapa organisasi, instansi pemerintah, hingga komunitas yang ingin menggunakan gedung gereja Maranatha dalam perayaan Natal harus pupus bersama ganasnya kobaran api siang itu.
“Iya, di grup WA ibu baru saja rame membahas planning untuk mempercantik gereja untuk persiapan Natal tahun ini,” tutup Ado. [Red]
Discussion about this post