Kalteng Today – Pulang Pisau, – Radikalisme semacam paham doktrin yang disusupkan dengan topeng agama sehingga negara-negara mayoritas seperti Indonesia rawan akan kegiatan terorisme.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Kesatuan Kebangsaan dan Politik, HM Syaripul Pasaribu, Rabu, (21/04/2021).
“Bahwa radikalisme ini paham yang dilakukan oleh oknum, jangan sampai membangun opini di masyarakat luas seolah olah hal tersebut dilakukan oleh agama,” tandasnya.
Lanjutnya, apapun agamanya semua punya potensi menjadi radikal dan bisa melawan kebijakan pusat maupun daerah, sehingga jangan berasumsi terhadap salah satu keyakinan saja yang dapat terjerumus ke dalam doktrin sesat seperti itu.
“Apalagi negara Indonesia memiliki mayoritas umat muslim, jangan sedikit – sedikit orang islam yang dituding, tapi kalau di negara lain biasa aja orang berperilaku radikal itu kan,” tukasnya.
Dikatakannya, bahwa Kesbangpol rutin melibatkan seluruh lapisan masyarakat, forum kerukunan umat beragama, yang mana hal tersebut merupakan upaya untuk memberikan pemahaman bahwa agama manapun melarang radikal.
“Kalau ada juga berarti itu karena dicuci otaknya oleh kepentingan politik dan sebagainya bukan karena agama,” ucapnya.
Baca Juga :Â Kesbangpol Kotim Pinta LSM dan Ormas Taati Aturan
Maka untuk itulah, peran penting Kesbangpol dalam mencegah hal-hal pemahaman ideologi yang tidak mendasar serta berlawanan dengan filosofis Pancasila, UUD 45, dengan aktif menyuarakan pentingnya bela negara, aktif berorganisasi di tiap daerah, menjadi masyarakat yang taat dan sadar hukum.
Kemudian, apabila orang-orang radikal itu sudah merasa terpojok maka mereka menggunakan keyakinan umat beragama, yang mana mayoritas dan minoritas agar terjadi perpecahan.
“Negara luar juga sering terjadi, cuma orang tidak mencap agamanya apa, penyimpangan terkait doktrin seseorang, agama digunakan untuk mempengaruhi seseorang sehingga melakukan perilaku yang menyimpang,” pungkasnya. [Denny-KT]
Discussion about this post