Marhaban ya Ramadhan, Menyambut hari ke-dua bulan puasa di tahun 2020. Gimana puasanya, lancarkan?
Meski seluruh penduduk bumi sedang dilarang kemana-mana, dan Ramadan kali hanya bisa #dirumahaja, tidak berarti mengurangi keriaan hati dan kegembiraan menyambut bulan suci penuh berkah.
Keistimewaan bulan Ramadan juga menjadikan seluruh warga menyambutnya dengan banyak perayaan special. Terutama di Indonesia, negara yang kaya budaya, kaya tradisi dengan segala kearifan lokalnya.
Membahas tradisi, kita nostalgia momen yang hanya selalu ada saat bulan Ramadan yuk, yang mungkin tahun ini lebih sepi dan tidak ada lagi perayaan meriah ini. Sedih☹
Ada tradisi unik apa saja dalam menyambut Ramadan di Nusantara?
- Laku Lampah trah Bonokeling, Banyumas, Jawa Tengah
Satu kali dalam satu tahun, warga Jawa Tengah bisa melihat barisan perempuan memakai kain jarik dan kemben yang berjalan rapi menuju komplek pemakanan leluhur mereka di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas.
Gak cuma perempuan, ada juga para pria yang ikut menjalankan tradisi unggah-unggahan atau ziarah kubur yang digelar saat menjelang Ramadhan. Berbaris rapi, berpakaian jarik, berjalan tanpa alas kaki menuju makam leluhur, yang dilanjutkan dengan membersihkan lokasi makam Ki Bonokeling.
 Yup, tradisi ini disebut Laku lampah alias ritual berjalan kaki penganut adat Bonokeling di Banyumas yang biasanya dilakukan sepekan sebelum memasuki bulan Ramadhan.
- Mabbaca-Baca, Binuang, Sulawesi Barat
Adakah warga Dusun Macera, Desa Mammi, Binuang, di sini? Kangen tradisi Mabbaca-baca gak sih? Kangen rame-rame makan nasi ketan, kari ayam, telur, dan berbagai macam buah-buahan segar.
Ini adalah salah satu tradisi warga Binuang, Polewali Mandar di Sulawesi Barat saat bulan Ramadhan. Acara khas lainnya, saat bakar pallang atau lilin tradisional dari kapas dan biji kemiri.
Lilin yang dibakar pun gak sembarangan jumlahnya, harus berjumlah ganjil misalnya 7, 9, 11 dan seterusnya. Selama dibakar, lilin tidak boleh padam dan warga harus menjaganya sampai lilin itu benar-benar habis terbakar.
Mabbaca-baca sendiri artinya doa-doa yang dilakukan untuk meminta keberkahan, kesehatan dan kekuatan selama menjalankan ibadah puasa. Tradisi ini bisanya dilakukan di malam pertama bulan Ramadan, sebelum sholat tarawih.
-
Keriang Bandong, Pontianak, Kalimantan Barat
Bukan tradisi yang dilakukan jelang puasa, tapi Keriang Bandong ini biasanya dilakukan warga Pontianak dengan menyalakan obor selama sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.
Keriang yang berarti serangga penyuka cahaya yang diambil dari Bahasa Pontianak, sementara Bandong artinya berbondong-bondong atau berramai-ramai. Jadilah Keriang Bandong, kebiasaan warga yang ramai-ramai mencari cahaya dengan menyalakan obor dari bambu kecil dengan sumbu, atau lilin. Seru sekali diadakan menjelang bulan Ramadhan berakhir.
- Dengo- dengo, Bungku, Sulawesi Tengah
Bukan sembarang bangunan biasa, Dengo-dengo alias tempat beristirahat ini khusus dibuat warga Bungku, Sulawesi Tengah menjelang bulan Ramadhan.
Dengo-dengo biasanya dibuat dari batang bambu dengan atap daun sagu, dengan tinggi hampir 15 meter.
Setiap menjelang sahur, ada warga yang menabuh gendang atau gong untuk membangunkan warga. Bangunan ini juga difungsikan untuk berkumpul warga saat menunggu waktu berbuka puasa.
- Balimau, Minangkabau, Sumatera Barat
Balimau, Minangkabau, Sumatera Barat. Image by mediaindonesia.com
Di beberapa kawasan yang ada aliran sungai atau tempat pemandian, biasanya warga Minangkabau akan mandi bersama dengan jeruk nipis, untukbersama-sama membersihkan diri atau penyucian jiwa sebelum menjalankan ibadah puasa.
Masyarakat Sumatera Barat memilih jeruk nipis sebagai pengganti sabun untuk mandi bersama yang dikenal dengan istilah Balimau.
Tradisi ini diyakini sebagai kesiapan masyarakat menyambut bulan suci dengan membersihkan diri, jiwa dan raga agar bersih dan siap berpuasa sebulan penuh.
- Nyorog, Betawi, DKI Jakarta
Eits, bukan cuma di daerah, di kota Jakarta juga ada tradisi yang biasanya dilakukan warga ketika menyambut bulan Ramadhan. Dari zaman dulu, masyarakat Betawi punya kebiasaan membagikan makanan atau bingkisan pada orang terdekat, atau disebut Nyorog.
Kalau dulu, nyorog ini berbagi makanan seperti nasi, sayur dan lauk pauk. Sekarang berisi makanan pokok, atau sembako.
Apapun bentuk hantarannya, tradisi ini punya arti sebagai salah satu cara untuk mempererat tali silaturahmi dan saling mengingatkan akan kesucian bulan Ramadhan.
- Keriang-Keriut dan Perang Petasan, Pangakalan Bun, Kalimantan Tengah
Salah satu tradisi yang juga dirindukan ketika bulan Ramadhan adalah momen keseruan warga Kotawaringin Barat, Kalimantan tengah yang biasanya mengadakan acara Keriang-Keriut.
Asal muasal adanya tradisi ini untuk menggambarkan suara serangga dari lengkingan panjang sampai akhirnya berhenti. Untuk mengundang suara serangga ini warga menyalakan lampu minyak yang ditaruh di atas tempurung kelapa dan ditopang bambu.
Tradisi ini sangat meriah, terutama ketika dulu desa seberang kotaPangkalan Bun belum ada listrik. Sehingga momen ini sangat ditunggu masyarakat ketika bulan Ramadhan.
Kekinian, malam Keriang-Keriut disulap jadi festival yang lebih rapi dan ramai yang didukung oleh pemerintah daerah.Perayaan ini biasanya dilakukan di bantaran sungai Arut dengan hiasan lampu hias kelap kelip, sebagai pengganti lampu canting yang berjejer di kedua sisi sepanjang tepian sungai.
Baca juga Viral Dalgona Coffee, Bikin Pakai Kopi Liberika Khas Dayak Yuk!
Gak cuma itu aja, ada juga perang petasan kembang api yang mewarnai malam festival Keriang-Keriut. Diramaikan oleh para komunitas masyarakat dalam berbagai event yang menambah keseruan acara ini.
Warga bantaran sungai Arut selalu menantikan perayaan ini setiap tahun, keceriaan anak-anak remaja menyalakan meriam bambu dan saling lempar petasan antar keluarahan. Tradisi yang dirindukan
Meski beberapa tradisi ini tidak bisa dilakukan karena adanya pandemi Corona di tengah-tengah kita. Tetap saja bulan puasa selalu menjadi bulan special yang paling ditunggu se mua masyarakat. Kalau di daerah kalian, ada tradisi apa yang biasanya dilakukan khusus saat bulan Ramadhan? [Aya Zahir]
Discussion about this post