Kalteng Today – Palangka Raya, – Pelajar dan pemuda menjadi kalangan yang paling rentan terpapar radikalisme.
Pasalnya, pelajar dan pemuda generasi yang paling dekat dengan dunia daring atau internet.
Kondisi tersebut memudahkan para penyebar paham radikalisme, untuk mempengaruhi pelajar dan pemuda untuk ikut ideologi yang salah.
Hal itu dikatakan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Tengah DR Khairil Anwar, dalam rilis yang dikeluarkan FKPT Kalteng, Rabu (23/9).
Pernyataan itu lontarkanya dalam pembukaan pelibatan pelajar dan pemuda dalam pencegahan terorisme dengan tajuk ‘Kita Indonesia’, di Hotel Bahalap Palangka Raya.
“Tahun 2019, kita punya pengalaman bagaimana pemuda terpapar terorisme. Seorang pemuda di Palangka Raya terpengaruh paham radikalisme dari Aceh. Itu terjadi melalui internet atau media daring,” tegas Khairil.
Untuk membantu upaya pencegahan tersebut, kata Khairil, FKPT bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar kegiatan lomba video pendek dan diskusi film.
Kegiatan bertajuk ‘Kita Indonesia’ mengambil tema pelibatan pelajar SMA/sederajat dalam pencegahan terorisme melalui FKPT.
Tujuan dari kegiatan, jelas Khairil, mendorong pelajar, tokoh pendidik dan pemuda untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan terorisme di lingkungannya.
Menanamkan kecintaan para pelajar dan pemuda terhadap Bangsa dan Negara sehingga tidak mudah terpengaruh paham-paham radikal yang muncul di sekitarnya.
“Memberikan pelatihan kepada pelajar untuk menyalurkan bakat dan kreatifitasnya sekaligus sarana perpaduan gagasan dalam pencegahan paham radikalisme,” tutur Khairil.
Kemudian, lanjutnya, meningkatkan sinergitas antara lembaga dalam merumuskan langkah kebijakan yang tepat dalam pencegahan terorisme.
Baca Juga: Wabup Kotim Akan Cuti Kampanye Ikut Pilkada
Memberikan gambaran rencana garis besar kepada pelajar dan pemuda sebagai agen perdamaian dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di masyarakat.
Kegiatan diikuti, pelajar SMA/sederajat sebanyak 80 orang disertai dengan guru, atau staf pengajar pendamping.
Discussion about this post