Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Penduduk Desa Juru Banu, Kecamatan Paju Epat, kebanyakan masih menggantungkan pendapatan dari hasil mencari ikan di Sungai Sirau, yang menjadi habitat sekaligus sahabat mereka.
Hal itu, diakui oleh Kepala Desa Juru Banu, Amrullah, saat dikunjungi media ini di kediamannya beberapa waktu yang lalu. Amrullah menyatakan bahwa sungai memang jadi sandaran hidup hampir semua warganya.
Baca juga :Â Setelah Sempat ‘Absen’, Kini Buah-buahan Banjiri Pasaran di Bartim
“Warga kami mayoritas berprofesi sebagai nelayan sungai. Mencari ikan untuk dijual ke kota. Maksudnya, Tamiang Layang, ibukota kabupaten (Barito Timur). Kebetulan, ada anak sungai yang menghubungkan dengan Desa Magantis, Kecamatan Dusun Timur. Jalur itulah yang dipakai, sebagai satu-satunya lintas ekonomi berupa sungai. Lebih pintas, daripada jalur darat yang harus memutar jauh,” tutur Amrullah.
Ikan yang menjadi komoditas sungai dan jadi bahan jualan warga kebanyakan adalah lais, bahkan jika beruntung bisa mendapat baung berukuran besar.
Teny, warga Tamiang Layang, yang mengaku suka berjalan untuk membuat blog serta membeli produk lokalan,.mengaku di musim kemarau, akan lebih banyak ikan didapatkan di Juru Banu.
“Harganya juga lebih murah. Dan varian ikannya lebih banyak. Kayaknya bagus deh, kalau di sini juga dibuka pasar ikan. Soalnya, sudah mulai banyak wisatawan lokal yang ingin melihat keelokan desa air Juru Banu,” tutur gadis yang kuliah di Palangka Raya tersebut, Senin (16/1/2023).
Baca juga :Â Pesona Pantai Jodoh di Bartim, “Pantai” di Tengah Hamparan Pepohonan
Selain mencari ikan, pekerjaan lain yang digeluti warga, adalah beternak kerbau rawa. Jenis hewan ini sangatlah menguntungkan secara bisnis. Karena harga dagingnya bersaing dengan sapi. Bahkan dalam tradisi tertentu, kerbau rawa juga dijadikan santapan pada hari raya Idul Adha. Bukannya sapi sebagaimana orang Indonesia pada umumnya. [Red]
Discussion about this post