Kalteng Today – Sampit, – Pemberlakuan social dan physical distancing yang terus dianjurkan pemerintah dalam upaya menjaga penyebaran Covid -19 di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur rupanya mulai tidak berlaku di lokasi pasar-pasar jelang H-7 hari raya Idul Fitri 1441 H, Minggu (17/5/2020).
Pantauan kaltengtoday.com, ratusan bahkan ribuan masyarakat tumpah ruah dan bergerombol serta berdesak desakan di lokasi Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit.
Mereka seolah tak takut lagi akan penyebaran virus Corona. Saking banyaknya, arus lalu lintas di sekitar pasar tersendat akibat banyaknya kendaraan yang terparkir khususnya sepeda motor.
Masyarakat kebanyakan merupakan yang akan berbelanja bahan pokok untuk kebutuhan menjelang hari raya idul fitri yang tinggal tujuh hari lagi puasa ramadhan.
Adapun pasar yang paling banyak dikunjungi warga adalah Pasar PPM Sampit Kelurahan Mentawa Baru Hulu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Di pasar tersebut, sejak dini hari telah banyak dikunjungi para pembeli.
Sedangkan pedagang yang banyak didatangi pembeli adalah penjual kain, daging sapi, pedagang daging ayam, pedagang ikan dan sayur – sayuran. Tak heran jika beberapa bahan pokok rata rata harganya sedikit lebih mahal dibanding biasanya.
Marni warga kecamatan tualan hulu mengaku datang ke pasar PPM sampit untuk membeli sejumlah lebutuhan pokok menjelang perayaan hari raya idul fitri.
“Awalnya takut juga ada pembubaran paksa dari pemerintah oleh petugas sepeti di kota-kota lainnya, karena masih dimasa pandemic seperti ini, tapi mau tidak mau kami warga desa harus turun kekota karna sudah kehabisan stock kebutuhan pokok di kampung,” ujar Marni, kepada kaltengtoday.com.
Marni menuturkan jika tidak turun ke kota untum membeli kebutuhan pokok harganya jikanya membeli di kampung berkali-kali lipat sementara kondisi perekonomiannya selama wabah pandemic sudah merosot jauh.
Baca Juga:Â Lagi, Warga Empat Kecamatan Keluhkan Bansos Covid-19 Tidak Merata
“Jika hanya dirumah dan menunggu bantuan dari pemerintah soal sembako gratis tidak ada kepastian, sedengkan saya dan keluarga dikampung butuhnya saat ini, jadi mau tidak mau lah harus turun sendiri dari desa ke kota,” Demikian Marni. [Red]
Discussion about this post