Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Patung Presiden Republik Indonesia Pertama Ir.Soekarno yang menunjuk tepat ke arah 20 lebih orang massa aksi dari kalangan mahasiswa seolah menjadi saksi bisu bergemanya teriakan ‘Hidup Mahasiswa’.
Mereka menyebut dirinya kader-kader organisasi Gerakan mahasiswa nasional Indonesia atau GmnI Cabang Palangka Raya, sebab nampak terlihat dari ciri khas yang di gunakan, seperti Peci yang memiliki garis merah melingkar, jas berwarna merah, gordon di kalungkan di leher, hingga logo yang terdapat bintang lima dengan banteng di dalamnya.
Baca Juga : Â Serikat Buruh Gelar Aksi Damai, Minta Dilibatkan Dalan Penyerapan Aspirasi
Massa mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan ini juga datang dari berbagai kampus ternama di Kota Palangka Raya, turun mengadakan mimbar bebas untuk memperingati Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei 2024 maupun persoalan dunia pendidikan.
Awan hitam yang menyelimuti kota Cantik yang seakan menggertak, tak membuat ciut nyali mereka, akan tetapi semakin nyaring dan keras dan lantang suara orasi yang meneriakkan ‘Pejuang Pemikir-Pemikir Pejuang’ menggema dari para kader GmnI ini dan seakan menantang balik kearah langit dengan toa mereka.
Perjuangan kelas pekerja di Indonesia masih menjadi sorotan banyak pihak termasuk kaum mahasiswa, terlebih sampai dengan saat ini masih terdapat cukup banyak persoalan yang masih belum bisa dijawab para pemangku jabatan. Sehingga di rasa pihaknya perlu untuk di jawab dan kaum buruh hingga guru honorer mendapat keadilan dan kesejahteraan.
Pebriyanto, Ketua Cabang GmnI Palangka Raya dalam sesi wawancara dan didampingi para kadernya dengan tegas menyampaikan perlu adanya peningkatan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi kaum buruh dan guru.
Baca Juga : Â Seorang Buruh Diringkus Polisi Akibat hendak Jual Sabu
“Bagaimana harus adanya perhatian pemerintah terhadap para buruh dan guru, baik itu terkait kesejahteraan dan regulasi yang melindunginya,” ucap Pebri saat setelah melaksanakan aksi mimbar bebas tersebut, Rabu (1/5).
Di mimbar bebas ini, kader-kader GmnI Cabang Palangka Raya membentangkan banyak spanduk dan tertulis berbagai seruan menggunakan pilok atau cat berwarna, dan tertuang tulisan ‘Sejahterakan Upah Buruh!!!’, dan ‘Rendahnya Upah dan Minimnya Jaminan Sosial Bagi Buruh’ untuk mengkritisi persoalan buruh.
Lalu, ‘Jangan Jadikan Kurikulum Sebagai Bahan Percobaan Eksperimen, Karena Pendidikan Bukan Hal Yang Main-Main’, serta ‘APBN 20â„…+ Guru Honorer Tidak Sejahtera’ terkait persoalan dunia pendidikan nasional maupun daerah.
‘Teriakan Gmni dan di sahut dengan Jaya’ juga menggema di saat hendak maupun selesai berorasi dari para kader yang secara bergantian mencurahkan kegelisahan masing-masing.
Discussion about this post