Kaltengtoday.com, KUALA KURUN – Saat ini, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jalan Jambu RT 06/ RW02, Kelurahan Tampang Tumbang Anjir (TTA), Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas (Gumas) meningkat drastis. Pasalnya, dalam dua bulan terakhir dari Juni-Juli ini sudah mencapai belasan orang yang terkena imbas penyakit DBD tersebut.
Data mereka dihimpun awak media ini, warga yang terkena dampak DBD tersebut, yakni Rusli bersama istri dan anaknya, juga Lay Salilit atau Bapak Jupe dan kedua orang anaknya, Gantar dan dua anaknya, Suparmin atau Bapak Putra, lalu ada Bram dan ada beberapa warga yang sekarang masih dalam perawatan medis di RSUD Kurun.
Baca juga : Januari – Juli 2020, Ditemukan 37 Kasus DBD di Gumas
Warga Jalan Jambu, Brikson mengatakan, sebenarnya kasus DBD ini sudah sejak lama terdapat sebagian orang mengalami dan sudah melalui pemeriksaan dokter ternyata hasilnya positif penyakit demam berdarah, lalu dirawat di RS. Sehingga, disitulah ada lagi kasus lainnya.
“Setelah ada warga yang positif, setelah itu menular lagi ke sebelah lagi, sehingga warga yang terkena penyakit DBD ini jadi dari bulan Juni hingga bulan Juli ini sudah mencapai 12 orang lebih di wilayah kita di jalan Jambu ini,” ucap Brikson, Minggu (9/7).
Lalu, kata dia, warga sudah berusaha melaporkan kasus penyakit tersebut ke Dinas Kesehatan, maupun ke RSUD Kurun dan ke pihak Puskesmas TTA, namun belum ada tanggapan. Memang sambung dia, dari sebagian warga ada juga yang sembuh dan ada juga yang masih dalam perawatan medis.
Di Kesempatan itu juga dia berharap kepada pihak terkait, agar segera melakukan penanganan, misalnya melakukan fogging ataupun memberikan bubuk abate, sehingga pada akhirnya warga Jalan Jambu terlindung dari hal yang tidak dinginkan.
Baca juga : Legislator Gumas Imbau Masyarakat Waspadai DBD
“Kami sebenarnya juga sudah melaporkan ini ke Dinas Kesehatan dan sudah sampai namun diterima saja tapi tidak ada tindak lanjut termasuk puskesmas juga tidak ada penanganan, untuk itu kami berharap di wilayah kami Jalan Jambu ini segera di fogging, agar kedepannya tidak ada kasus yang tidak kita inginkan,” tuturnya.
Sampai berita ini diturunkan, awak media ini sudah berusaha mengkonfirmasi melalui telepon, whatsApp, ke pihak dinas namun tidak ada jawaban.[Red]
Discussion about this post