Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Pemerintah diminta untuk segera mencari solusi tentang persoalan tentang keterlambatan distribusi pupuk bersubsidi jenis Urea dan NPK Phonska kepada para petani yang ada di kawasan Food Estate Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis).
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Anggota DPRD Kalteng, Natalia. Sebab, pihaknya merasa tanpa adanya pupuk, tentu akan berpengaruh pada hasil panen para petani.
“Apabila hal ini tidak segera teratasi, maka kami khawatir akan berpengaruh pada hasil panen pada petani,” katanya kepada awak media melalui pesan WhatsApp, Selasa (5/10).
Srikandi Partai Hanura Kalteng ini mengungkapkan, salah satu persoalan para petani yang diketahui pihaknya saat ini yakni adanya penjualan pupuk yang ada di eceran, akan tetapi melebihi Harga Eceran Tertinggi atau HET yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Baca Juga : Â DLH Kotim Kembangkan Pupuk Kompos Sehati Bernilai Rupiah
“Keadaan seperti ini tentu sangat
memberatkan bagi para petani kita. Seperti harga pupuk yang semestinya hanya berkisar pada Rp. 112.000,-, akan tetapi di eceran bisa mencapai harga Rp.125.000,” bebernya.
Kondisi ini menurut legislator yang tergabung dalam Fraksi Gabungan PAN, PERINDO, PPP, PKS, dan Hanura atau GP4H tersebut meminta agar dinas terkait dapat melakukan kontrol secara bertahan, sehingga hal ini tidak memberatkan para petani.
Baca Juga : Â Pengelolaan Food Estate Harus Perhatikan Penanganan Irigasi Sejak Dini
“Kami minta lakukan upaya penertiban. Terkhusus untuk para toko yang menjual pupuk bersubsidi ataupun yang tidak bersubsidi, agar terus diawasi,” tutupnya. [Red]
Discussion about this post