Kaltengtoday.com – Tamiang Layang – Ditengah membumbungnya harga bahan bakar minyak (BBM), justru saat ini harga karet (getah) dtingkat petani di Kabupaten Barito Timur, Kalteng, turun drastis.
Baca juga :Â Disdagkop UKM Bartim Imbau Pelaku Usaha Agar Waspada Penipuan
“Harusnya pendapatan penyadap karet lewat harga getah, juga menyesuaikan situasi ekonomi. Tapi nyatanya, BBM naik, harga getah karet malah menukik. Dari yang semula Rp 9 ribu – Rp 10 ribu per kilogram, kini hanya Rp 7,5 ribu – Rp 8 ribu saja,” keluh Amat, salah seorang petani karet yang ditemui baru menjual getah karetnya tadi (Minggu, 11/ 9).
Warga Desa Rodok, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur tersebut, hanya bersyukur saat ini harga kebutuhan pokok masih bisa terkendali. Tapi dengan kenaikan BBM seperti sekarang, ancaman kenaikan harga barang bukan tak mungkin segera terjadi.
“Hukum yang lazim terjadi adalah manakala harga BBM naik, otomatis tarif angkutan pun naik. Dan harga, mau tak mau harus “menyesuaikan”. Bagi petani karet yang kebunnya agak jauh dan harus bersepeda motor seperti saya, ya terasa betul dampaknya. Pertalite yang di eceran tadinya hanya Rp 10 ribu, sekarang Rp 13 ribu. Rokok yang tadinya Rp 12 ribu, sekarang sudah naik jadi Rp 13 ribu. Padahal, harga getah anjlok. Rugi lah hitungan,” tutur Abah Andi, warga Kelurahan Ampah Kota, Kecamatan Dusun Tengah, petani karet lainnya.
Sekadar catatan, di tingkat para e-dagang BBM eceran di kawasan Ampah, harga Pertalite dan Pertamax kini sudah mulai tak ‘bersahabat’ lagi. Untuk Pertalite, rata-rata dijual seharga Rp 12 ribu -Rp 13 ribu per liter. Pertamax, sampai Rp 15 ribu per liter. Bisa dibayangkan, harga di pedagang yang berada di pelosok pedesaan jauh dari SPBU.
Baca juga :Â Jam Kerja Baru, Sekda Bartim Evaluasi Kedisiplinan ASN
Menyikapi hal ini, Wakil Ketua 1 DPRD Kab Bartim Dr Ariantho S Muler ST MM, mengimbau agar warga masyarakat tetap bersabar.
“Kita sangat memahami apa yang dirasakan masyarakat saat ini. Mari kita berharap, para wakil rakyat di tingkat pusat dapat memperjuangkan aspirasi kita, sehingga bisa dicari titik temu yang baik. Jangan juga memvonis pemerintah kita menekan rakyat. Saya yakin, tidak ada niat untuk itu,” kata Ariantho yang rumah jabatan maupun pribadinya selalu terbuka untuk masyarakat.[Red]
Discussion about this post