kaltengtoday.com, Sampit – Masyarakat yang bermukim dan berdiam di wilayah utara Kotim nampaknya tidak begitu puas dengan kondisi jalan yang kian hari kian rusak parah. Terlebih lagi ruas jalan tersebut menjadi urat nadi warga setempat dan kini menjadi kubangan lumpur cukup parah.
Salah satu warga Desa Tanjung Jariangau, Kecamatan Mentaya Hulu Puput Lestari mengatakan, itulah kondisi dan fakta yang terjadi khususnya jalan wilayah yang mengarah ke kampung halaman gadis 32 tahun ini. Jelasnya, Kamis (20/1).
Kata dia, kerusakan jalan itu memang sangat dipengaruhi oleh hujan. Jika musim kemarau mala debu dan jika musim hujan tiba pasti banyak kubangan lumpur. “Biasanya dari Sampit ke kampung halamannya 4 sampai 5 jam, namun akibat kondisi sekarang bisa mencapai 8 sampai 10 jam,”ungkapnya.
Dirinya menambahkan lagi, itu jika tidak ada kendaraan yang melintasi. Tapi, kondisi itu diperparah dengan angkutan perusahaan yang kerap terjebak dan menghalangi jalan. “Kondisi inilah yang kerap terjadi dan pasti dirasakan oleh masyarakat yang menggunakan jalan wilayah Utara Kotim,”paparnya lagi.
Jika terjebak, tidak jarang warga yang melintas harus rela bermalam di wilayah jalan yang rusak. Jika tidak ada rumah warha sekitar, biasanya bermalamnya di mobil saja. Tambahnya lagi.
Baca Juga : Â Wagub Kalteng Pimpin Rapat Penanganan Jalan Rusak di Ruas Lingkar Selatan Kota Sampit
Katanya lagi, untuk ruas jalan yang rusak itu menghubungkan jalur Parenggean, Sangai, dan Tanjung Jariangau dan Kuala-Kuayan. “Kondisi ini sudah lama, bahkan bisa berpuluh tahun sudah terjadi. Kendaraan tidak jarang terguling akibat kondisi jalan tersebut,”urainya.
Baca Juga : Ratusan Warga Binaan Lapas Kelas II Sampit Jalani Vaksinasi
Dirinya berharap apa yang menjadi keluhan ini bisa direspon dan ditanggapi oleh pemerintah provinsi yang memang wewenangnya. Itu hanya sebagiam suara dari masyarakat wilayah utara Kotim. Semoga saja ini menjadi perhatian pemerintah nantinya. Tutupnya. [Red]
Discussion about this post