Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Dugaan tindakan kekerasan kembali menimpa peserta didik dan kali ini di salah satu sekolah di kecamatan Pahandut, Palangka Raya, Senin (4/3) lalu sekitar pukul 10.30 WIB di dalam ruang kelas.
Korban diketahui masih kelas I tingkat sekolah dasar atau madrasah dan berumur 7 tahun. Lantaran dugaan kekerasan tersebut, hidung korban sampai mengeluarkan darah.
Sehingga orang tua korban yang mengetahui hal tersebut tidak terima dan melapor ke polisi, serta sudah dilakukan visum luar.
Baca Juga : Dugaan Pemukulan Berhasil Dimediasi
Pihak sekolah dan kedua belah pihak sudah melakukan mediasi, namun orang tua korban meminta proses hukum tetap berjalan. Dan, diketahui pemukulan tersebut disaksikan guru kelas dan peserta didik lainnya.
Pemukul diduga dilakukan oleh wali murid salah satu peserta didik, yang dipicu lantaran korban dan rekan sekelasnya bermain hingga terjadi dugaan mencekik. Namun anak itu menangis akhirnya mengadu ke orangtua. Sesaat kemudian, mendatangi korban dan melakukan pemukulan.
Pemukulan tersebut menggunakan tangan. Diakui korban pemukul menggunakan telapak tangan hingga ke wajah korban. Kasus itu kini sudah ditangani kepolisian.
Orangtua korban, berinisial S, menyampaikan tidak terima sang anak diperlakukan seperti itu terlebih sampai menimbulkan trauma dan bagian hidung mengeluarkan darah.
”Saya tidak terima hal itu, karena itu diperbuat oleh orang tua murid kepada anak saya. Korban trauma dan hidungnya sampai berdarah, kesakitan. Sudah kami laporkan dan sudah visum, dua kali sudah diperiksa,” ujarnya, Selasa (5/3).
Baca Juga : Dugaan Lakukan Pemukulan, Kadishub Palangka Raya Diperiksa
S membeberkan, tidak menampik awalnya antara korban sang teman bermain cekik-cekikan hingga korban mencekik agak keras. Sang teman kemudian menangis, tetapi korban meminta maaf. Namun tetap menangis, hingga tak lama datang orang tua anak itu dan masuk kedalam kelas. Kemudian memukul kepada korban dibagian wajah hingga hidung mengeluarkan darah.
“Hidungnya berdarah, sempat ditekankan guru kenapa orangtua itu memukul anak-anak. Nah setelah memukul pergi ke belakang dan sempat dikejar oleh guru lain. Darahnya mengalir dan sempat dilap menggunakan tangan, karena masih keluar menggunakan taplak meja. Jadi bapak itu yang memapar,” sebut S.
S kembali menambahkan, memang keduanya sudah dipertemukan oleh pihak sekolah, akan tetapi tetap menempuh jalur hukum. Dia pun meminta keadilan lantaran tidak terima sang anak dipukul.
”Korban itu anak 7 tahun. Memukul karena temperamen dan emosi, saya tidak terima. Pokoknya tidak ada damai. Apalagi meminta maaf. Anak saya matanya sampai buram. Ini sampai trauma,” pungkasnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi terkait kejadian itu, kepala sekolah setempat membenarkan peristiwa tersebut dan menyatakan hidung korban mengeluarkan darah.
Pihak sekolah pun sudah melakukan langkah konkrit dalam upaya perdamaian dan yang melakukan pemukulan sudah meminta maaf dan menyesal.
“Benar, sampai mengeluarkan darah. Tetapi kemungkinan itu karena mimisan, karena korban kerap kali mimisan. Memukul pun tidak keras, itu berdasarkan pengakuan wali murid tersebut,” ujarnya ditemui di ruang kerjanya.
Baca Juga : Viral Video Pemukulan Pegawainya, Ini Penjelasan Kadishub Palangka Raya
Ia menambahkan, sudah ditindaklanjuti pihak sekolah dan sudah mempertemukan kedua belah pihak guna diselesaikan secara kekeluargaan.
“Bukan dipukul. Korban memang mimisan. Kami sudah melakukan mediasi. Tidak ada menutupi, terkait laporan itu kewenangan pihak korban. Semoga tidak terulang lagi,” tukasnya.[Red]
Discussion about this post