Kalteng Today – Pulang Pisau, – Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung terutama di wilayah Kabupaten Pulang Pisau rupanya juga berdampak pada profesi guru-guru mengaji pada daerah-daerah pedesaan.
Dikarenakan akibat dari pandemi tahun ini para guru-guru mengaji tersebut tidak lagi menikmati insentif yang biasa mereka terima dari pemerintah daerah dengan disalurkan melalui Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Pulang Pisau.
Kondisi tersebut menjadi perhatian Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Pulang Pisau, H Ahmad Fadli Rahman yang kerap disapa Fadli. Ia mengusulkan agar Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidak hanya disalurkan untuk kalangan warga miskin saja, melainkan juga menyasar pada profesi guru mengaji di wilayah kabupaten itu yang juga ikut terdampak pandemi Covid-19 akhir-akhir ini.
“Saya dapat informasi kalau insentif guru mengaji yang disalurkan BKPRMI itu tidak dapat dibayarkan karena adanya realokasi anggaran untuk dana cadangan penanganan Covid-19 di Pulang Pisau, kalau memang begitu sebaiknya mereka dimasukkan saja ke data bantuan sosial, bisa BLT Provinsi kalteng atau bansos lainnya,” ujar Fadli, kemarin (8/6).
Politikus Fraksi PDIP ini mengatakan, guru-guru mengaji atau ustadz-ustadzah di Kabupaten Pulang Pisau cukup ter-administrasi keberadaannya. Tim verifikasi data BLT atau Bansos tinggal menghubungi pihak BKPRMI untuk copy data alamat dan identitas para ustadz-ustadzah itu, kata Fadli.
“Kita tentu prihatin dengan kondisi saat ini, semua pihak merasakan dampak akibat pandemi Covid-19 ini, termasuk para guru mengaji di daerah pedesaan, karena sementara tidak berani mengumpulkan anak-anak muridnya untuk belajar mengaji,” ungkapnya.
Baca Juga: Ditemukan Warga Kuala Kurun yang Tak Tersentuh BLT
Sementara Ketua BKPRMI Kabupaten Pulang Pisau, Nasrullah mengakui bahwa pada tahun 2020 ini, dana untuk insentif guru mengaji tidak dapat dicairkan karena terserap untuk dana cadangan penanganan Covid-19 di kabupaten Pulang Pisau.
Dia berharap ada solusi bagi 300-an lebih ustadz-ustadzah penerima insentif tersebut. “Kami memang pernah mengusulkan agar mereka masuk dalam data penerima bansos atau BLT, sampai hari ini belum ada kepastian apakah dimasukkan atau tidak,” ujarnya. [Denny]
Discussion about this post