Kalteng Today – Palangka Raya, – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), melalui UPT. Museum Balanga menggelar kegiatan perawatan sapundu dan kuningan sejak tanggal 22-23 Juli lalu. Kuningan yang dimaksud merupakan peninggalan adat istiadat masyarakat Suku Dayak di Bumi Tambun Bungai.
Kegiatan ini melibatkan para pelajar dari berbagai sekolah dan mahasiswa. Menurut salah seorang pemateri dalam kegiatan tersebut, Kardinal mengungkapkan, perawatan kuningan ini sangat penting. Bahan kuningan ini menurutnya cukup banyak macam bentuk, kegunaan, serta manfaatnya.
“Pada zaman dahulu kala, benda – benda pusaka tentu dipelihara, hal ini dilakukan, karena banyak kegunaannya dan manfaatnya. Dan sampai saat inipun disimpan dijadikan koleksi, ya barang tentu seperti kuningan ini,” kata Kardinal kepada awak media, Kamis (23/7).
Dirinya menjelaskan, pada zaman dulu, kuningan yang dalam bentuk sangku atau yang dalam bahasa daerah Dayak, tentu ada berbagai macam atau manfaat, seperti menjadi wadah atau tempat “Sipa” atau makan sirih (Ciput), tempat ramun pisek atau barang lamaran.
“Bisa juga menjadi tempat penyimpan uang dan lain sebagainya. Dan cara merawatnya pun dibagi menjadi dua, yang pertama cara tradisional dan cara modern,” ujarnya.
Kardinal juga menambahkan, untuk cara tradisional itu sendiri, yakni memerlukan beberapa bahan seperti, asam jawa, jeruk nipis, garam, air coca cola dan air bersih.
“Adapun peralatan yang dibutuhkan, seperti sikat gigi, busa spon, dan kain lembut. Maka, setelah semuanya dipenuhi, maka koleksi ataupun kuningan yang merupakan hasil peninggalan ini bisa kita bersihkan, sehingga masih tampak terawat,” ungkapnya.
Untuk cara pembersihan, dirinya menerangkan bahwa langkah pertama bahan asam jawa direbus dengan air hangat selama lima menit atau tidak sampai mendidih dan hanya cukup dipanaskan. Kemudian, setelah itu diangkat dan dibiarkan menjadi dingin.
Baca Juga:Â Polres Pulang Pisau Gelar Operasi Patuh Telabang 2020
“Setelah air asam jawa dingin, lalu dioleskan ke barang kuningan, yang akan dibersihkan secara merata menggunakan spon. Lalu, lanjutkan dengan menaburkan garam yang sudah dicampurkan dengan air jeruk nipis, dan gosok dengan sikat gigi, atau sikat semir sepatu sampai mengkilap,” tuturnya.
Lebih lanjut, setelah semua proses sudah selesai, maka cucilah tangan dengan menggunakan air coca cola atau air bersih, lalu lap dengan handuk bersih yang sudah disiapkan sebelumnya.
Menurut salah seorang peserta, Salsabila kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka yang juga merupakan generasi muda Kalteng, dan menurutnya juga cukup beruntung dapat mengetahui banyak benda – benda bersejarah, milik para leluhur dan dapat dilestarikan hingga kini, terlebih lagi belajar untuk merawatnya.
“Hal yang kami dapat, seperti bagaimana merawat sapundu, terus perawatan kuningan, dan kami juga bisa menambah wawasan kebudayaan – kebudayaan yang ada di Kalteng. Selain itu, dari sini kami tau jenis – jenis sapundu,” sebutnya.
“Harapan kami dapat dilestarikan dan dijaga, supaya generasi mendatang kembali dapat melihat apa – apa saja peninggalan nenek moyang dulu,” tukasnya. [Red]
Discussion about this post