Kaltengtoday.com – Tamiang Layang, – Perkampungan Juru Banu di wilayah Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur, barangkali masih belum banyak dikunjungi orang luar. Letaknya cukup jauh dari ibukota kabupaten Barito Timur, yaitu Tamiang Layang. Melewati rute jalan perusahaan tambang dan sawit yang cukup panjang.
Desa Juru Banu merupakan pemukiman yang mempunyai ciri khas. Berada di aliran Sungai Telang, dengan rumah-rumah bertiang tinggi di sepanjang kiri dan kanan sungai, Juru Banu memang jadi terasa spesifik. Berbeda dari pandangan mata secara awam yang terasa biasa saja, namun jika dinilai dari sisi artistik, banyak poin-poin menarik. Sudut pandang seorang fotografer, misalnya. Dia akan melihat banyak points of view yang bisa dibidik.
Jembatan panjang yang menghubungkan perkampungan dengan kompleks sekolahan yang ada di tepian desa, akan terlihat elok di musim hujan dan eksotis di musim kemarau. Jejeran rumah warga di kampung serta hilir mudik perahu jukung nelayan, juga menjadi objek visual yang menarik bagi wisatawan luar Pulau Kalimantan, apalagi luar negeri.
Tiap saat, kita juga bisa mendengar suara mesin perahu kelotok nelayan pencari ikan yang hilir mudik, dari hulu ke hilir dan sebaliknya. Lintasan mereka adalah ritme kontinuitas yang mungkin takkan kita temui di wilayah perkampungan lain, apalagi perkotaan.
Baca juga : Sejumlah Fasilitas Akan Lengkapi RTH Taman Nansarunai di Barito Timur
Dan sebuah keberuntungan bagi warga apalagi pemerintah desanya, ketika Desa Juru Banu pernah dijadikan lokasi syuting film pendek Secangkir Harapan (2018), arahan sineas nasional X-Jo, yang berhasil menyabet posisi film terbaik di ajang Aruh Film Kalimantan di Banjarmasin, Kalsel, 2018 lalu serta dipertontonkan di ajang berskala internasional; Jogja Asian Film Festival (JAFF) di tahun yang sama.
Baca juga : Lele, Ikan ‘Kanibal’ Yang Perlu Di Budidaya di Barito Timur
Sayang, jika keeksotisan khas Juru Banu ini kemudian dibiarkan menjadi sesuatu yang “begitu saja” tanpa adanya sentuhan tangan serta kepedulian pihak pemerintah setempat. Mengelola sendiri ataupun merespon pihak luar yang mengekspos alam Juru Banu, bisa jadi kekuatan untuk menjadikan tempat ini sebagai destinasi wisata yang mendatangkan manfaat secara ekonomi bagi para warga. [Red]
Discussion about this post