Kaltengtoday.com – Tamiang Layang – Dari sekian jenis ikan air tawar yang dibudidaya di kolam terpal, tanah maupun tong, khususnya di Kabupaten Barito Timur ini, ikan lele yang jarang diminati orang lokal. Apalagi jika ukurannya sudah tergolong jumbo, seperti ikan lele dumbo.
Padahal, nilai proteinnya terbilang tinggi. Dari beberapa sumber dikutip, bahwa dalam 500 gram ikan lele dumbo (4 ekor) mengandung 12 gram protein 149 energi kalori, 8,4 gram lemak, dan 6,4 gram karbohidrat. Sementara itu, lele budidaya yang di-fillet dengan berat 141,5 gram memasak panas kering mengandung 217 kalori, 26,7 gram protein, lemak 11,5 gram, selenium 20,7 mcg, vitamin b12 4mcg, kalium 459 mg dan niacin 3,6 mg.
Kepala Dinas Perikanan & Peternakan Kabupaten Barito Timur, Mishael SPi MM, ketika dibincangi, tadi siang (Rabu, 27/10), menyatakan bahwa konsumsi maupun pengembangbiakan ikan lele relatif masih rendah di Gumi Jari Janang Kalalawah ini.
“Di kalangan orang lokal kita, masih belum terbiasa memakan ikan lele. Padahal kandungan proteinnya tinggi dan pangsa pasarnya jelas. Walaupun harus diakui, lele ini bisa memangsa sesama mereka sendiri alias kanibal. Dan mereka bisa jadi predator untuk ikan lain yang tinggal bersama. Kami daridinas, sangat mensupport masyarakat untuk mau beternak lele, juga gurame. Apalagi gurameh, malah paling enak dipelihara. Istilahnya tanpa modal uang untuk membeli pakan pun tidak apa-apa. Beri saja dedaunan, pasti dilahapnya habis,” papar Mishael, yang didampingi Kepala Bidang Perikanan Vetta.
Baca Juga : Tak hanya Minta, Proposal Kelompok Budidaya Ikan Harus Sertakan Data
Vetta pun membenarkan serta menambahkan, bahwa memang harus diakui, jangka waktu budidaya gurameh (atau yang dalam bahasa lokal disebut “kaloi”) sampai waktu panen terbilang lama. Yaitu minimal 9 bulan. “Malah bisa sampai setahun. Tapi ya itu tadi, tidak perlu keluar biaya pakan. Praktis, karena mereka memakan daun-daunan seperti daun singkong, daun keladi dan lain-lain,” imbuh Vetta.
Menurut Mishael, cara pandang pembudidaya ikan harus dilebarkan lagi. Harus berani berinovasi dengan tidak hanya membudidaya jenis ikan yang “itu-itu saja”. Karena sesuai hukum ekonomi, prospek pasar akan makin sempit jika persaingan akan terlalu ketat.
Baca Juga : Tingkatkan Dukungan Untuk Pembudidaya Ikan
“Yang jelas, mindset peternak ikan kita harus dirubah. Selain berani mencoba, juga jangan hanya bisa meminta. Apalagi sampai diberi bantuan, gagal dan malah minta lagi. Kapan menjadi peternakikan yang sukses, kalau tidakbis amengembangkan yang ada?” ‘tembak’ Mishael di akhir perbincangan. [Red]
Discussion about this post