kaltengtoday.com, – Palangka Raya – Harga daging babi di pasaran kini mengalami peningkatan yang signifikan. Dari yang sebelumnya hanya seharga Rp 65 ribu perkilogram, kini mencapai Rp 120 perkilogram.
Bahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah (Kalteng), Indeks Harga Konsumen Provinsi Kalimantan Tengah pada Juni 2022, Kota Palangka Raya mengalami inflasi sebesar 0,87 persen.
Baca juga : Harga Daging Sapi di Pasar Pulang Pisau 135 Ribu
Salah satu faktor pendorong inflasi tersebut, yakni kenaikan harga daging babi. Melonjaknya secara signifikan harga daging babi tersebut, akibat ketersediaan daging yang minim dan semakin meningkatnya konsumsi daging babi, baik untuk kebutuhan rumah tangga, kuliner hingga lainnya.
Salah seorang Peternak sekaligus Pedagang Daging Babi di Pasar Kahayan, Isma mengatakan, kenaikan harga tersebut terjadi sejak Februari lalu dan hingga sekarang masih di harga Rp 120 ribu per kilogram.
“Sebelum itu harga daging babi Rp 65 per kilogram. Sekarang sudah naik harganya. Kalau untuk daging babi hutan Rp 90 ribu perkilogram, biasanya Rp 50 ribu perkilogram,” katanya, Kamis (7/7/2022).
Dijelaskannya, kenaikan harga tersebut juga dinilai akibat banyak hewan ternak babi yang mati lantaran diduga terserang virus afrika. Sehingga menyebabkan ketersediaan daging babi di Kota Palangka Raya kosong.
Dengan kondisi demikian, para peternak dan pedagang harus mengambil babi dari luar Kota Palangka Raya, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Cantik.
“Kami mengambil babi di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Barat (Kalbar), andai ada di Palangka Raya harganya mahal, mengambilnya jauh dari Pontianak dan Banjarmasin dan itu ada ongkos angkut belum lagi resiko mati tengah jalan. Kami menjual babi sehat,” ucapnya.
Lebih lanjut Isma menjelaskan, jika di Kota Sampit dan Pangkalan Bun ada peternak babi. Namun ketersediaannya juga terbatas. Sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan di Kota Palangka Raya.
Baca juga : Idul Adha 1442 H, DPW PPP Kalteng Berbagi Daging Kurban
Sementara, saat ini banyak masyarakat yang mengkonsumsi daging babi. Hal tersebut terbukti ketersediaan daging babi di pasar bawah PU, Pasar mini, Pasar Kahayan, dan di pasar lainnya mengalami kekosongan.
“Jujur omset menurun akibat kenaikan daging babi. Kami pedagang malah berharap harga stabil tetapi pemasukan juga stabil. Mending harga seperti dulu, saat ini daging babi harganya hampir seperti daging sapi,” pungkasnya.[Red]
Discussion about this post