Humas Polda Kalteng
Terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Komisaris Besar Polisi Hendra Rochmawan ketika dihubungi, Rabu (24/6/2020) mengatakan, untuk melakukan penindakan itu merupakan jalan terakhir yang dipilih polisi. Hal itu karena pedoman yang dilakukan polisi itu kepada kepentingan masyarakat banyak yang paling utama.
“Namun ketika ada pemaksaan seperti misalnya pengambilan jenazah covid-19 atau menghalang-halangi saat akan dilakukan rapid masal di suatu tempat , disitu baru polisi bisa melakukan tindakan,” jelasnya.
Hendra juga minta agar tim Gugus tugas Covid-19 terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan memberikan edukasi dan informasi agar masyarakat tidak percaya kepada berita hoax yang tersebar di media sosial,’ ujarnya.
Wawancara Suyuti Syamsul ( Wakil Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kalteng )
‘Pilihannya Hanya Dua, Penindakan Dan Konsultasi Psikologis”
Dalam akun facebook pribadi yang diunggah pekan kemarin (Kamis,18/6) Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Kalteng dan juga Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul mengungkapkan kegelisahannya soal prediksi kecepatan penularan corona di Kalteng dalam dua pekan kedepan bila tak segera ditangani, ini unggahan Suyuti Syamsul:
“Dalam waktu 14 hari ke depan, kecepatan penularan per 100.000 penduduk sbb : Palangka Raya 90,9 org, Mura 554,6 org, Kapuas 39,6 org, , Gumas 90,9, Kobar 27,8 org, Seruyan 2,4 org, Sukamara 3,1 org, dan Barut 4,6 org. Angka kematian per 100.000 waktu 14 hari ke depan : Palangka Raya 6,17 org, Kapuas 4,74 org, Lamandau 1,21 org”
Untuk mengetahui lebih jauh mengapa fenomena ini bisa terjadi dan apa solusi yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasinya, Kalteng Today melakukan wawancara dengan Suyuti Syamsul pekan lalu (Jumat, 19/6/2020).
Angka-angka yang disebut dalam akun facebook anda itu asalnya dari mana?
Itu merupakan hasil kajian tim ahli epidemiologi Gugus Tugas Provinsi (Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Kalteng-red).
Apakah angka-angka itu bisa diturunkan?
Angka itu bisa berubah menjadi kecil jika upaya memutus mata rantai penularan berjalan sesuai yang direncanakan.
Maksudnya?
Ya.. disiplin mengikuti protokol, isolasi positif dengan kontak, jaga jarak, pakai masker, rajin cuci tangan. Tapi kalau ini belum jalan maksimal tidak usah heran kalau tinggi (penularan corona-red).
Apakah sosialisasi yang dilakukan pemerintah sudah tepat?
Rasa-rasanya sudah lebih dari cukup sosialisasinya.
Terus dimana letak salahnya?
Kecenderungan masyarakat menganggapnya sebagai tidak berbahaya atau hanya sekedar konspirasi
Nah.. ini menarik. Apakah ini artinya masyarakat menganggap Corona itu bukan wabah tapi akal-akalan manusia?
Ini sangat berbahaya!
Apa ada yang salah pemahaman masyarakat?
Iya… Masyarakat cenderung lebih percaya rumor dan media sosial (medsos) ketimbang jalur informasi resmi.
Cara mengatasinya menurut anda seperti apa?
Nah susah itu. Karena kepercayaan orang terhadap teori konspirasi berbanding lurus dengan tingkat patologi kejiwaan.
Maksudnya?
Pada dasarnya orang yang percaya teori konspirasi tidak percaya ilmu pengetahuan dan memiliki tingkat rasa curiga terhadap orang lain yang sangat tinggi.
Menurut anda apakah ini artinya kembali kepada tingkat Pendidikan?
Tidak ada hubungannya. Karena tidak sedikit juga orang pendidikan tinggi yang percaya teori konspirasi.
Bagaimana cara menghadapinya?
Menghadapi orang seperti ini hanya menyisakan dua pilihan, yakni penindakan dan konsultasi psikologis.
Apakah artinya pilihan pertama (penindakan) lebih cepat hasilnya karena pilihan kedua (konsultasi psikologis) sudah tidak ada waktu lagi?
Menurut saya itu paling realistis!
Tim Peliputan
Koordinator: Dhanny Editor: Yanti Palangka Raya Andre Faisal, Mulia Gumi Murung Raya Akhmad Syahriansyah Kotawaringin Tmur Fitriansyah, Tasrifin Noor Pulang Pisau Denny Barito Selatan M. Noor Hasan Seruyan Parnen |
Discussion about this post