Kalteng Today – Disaat dunia tengah menghadapi pandemi Covid-19 termasuk di Indonesia, berbagai upaya terus dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Masyarakat yang semula proaktif menjalankan protokol kesehatan, saat ini dilanda keraguan. Apakah Covid-19 ada atau tiada ?
Dari hasil kajian Tim Gugus Tugas Covid-19 Kalteng diprediksi dalam dua pekan mendatang kecepatan penularan Corona ( Covid-19 ) di provinsi ini akan semakin tinggi dibanding sebelumnya. Baca artikel sebelumnya dengan judul Dua Pekan Kedepan, Kecepatan Penularan Corona Kalteng Diprediksi ’Menggila’
Misalnya dalam suatu kabupaten / kota jumlah penduduknya 250 ribu jiwa, maka warganya yang positif Covid-19 diprediksi dalam kurun 14 hari kedepan akan mencapai sekitar 225 orang. Kondisi ini akan terjadi bila tidak segera dicarikan cara pemutusan rantai penularannya.
Parahnya lagi, sebagian masyarakat Kalteng, baik warga kebanyakan hingga terdidik menganggap Covid-19 ini tidak berbahaya dan hanya sekedar konspirasi ( lihat wawancara khusus Suyuti Syamsul, Wakil Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kalteng, pada bagian akhir tulisan ini ).
Dengan pemahaman ini artinya tak perlu lagi mengikuti protokol kesehatan mulai dari sering mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir hingga memakai masker saat aktivitas diluar rumah. Kondisi ini disinyalir karena derasnya informasi dari media sosial ( medsos ) dan masyarakat mempercayainya tanpa adanya saringan.
Padahal mulai dari imbauan, sosialisasi bahkan tindakan tegas oleh pemerintah dan aparat sudah dilakukan, namun itu tadi jumlah penderita positif Covid-19 tak kunjung turun. Akibatnya tentu bisa dilihat, tingkat penularan Covid-19 cenderung naik. Tentu ini tak boleh dibiarkan dan harus dicarikan solusi pemecahannya.
Dalam Liputan kali ini koresponden Kalteng Today berusaha merekam dan mencari tahu penyebab fenomena tersebut di beberapa wilayah yang tingkat penyebaran Covid-19 cukup tinggi seperti Palangka Raya, Murung Raya, Kotawaringin Timur, Barito Selatan, Pulang Pisau dan Seruyan.
Apa Tanggapan Masyarakat Terkait Covid-19 ?
Kota Palangka Raya
Adalah Romlah, salah seorang pedagang ayam yang berada di Pasar Besar Palangka Raya. Wanita ini mengaku kurang meyakini adanya wabah Covid-19 ini.
“Sampai saat ini saya tidak meyakini betul adanya virus Corona yang menyerang beberapa pedagang pasar besar, karena saya tidak tahu siapa orangnya dan dimana tempat dia berjualan, ” katanya polos, (Selasa, 23/6).
Ia mengaku, selama berjualan di lokasi tersebut tidak ada rekannya sesama pedagang yang terkena Covid-19 dan dirinya mengenal betul siapa saja yang berjualan di dekat tempatnya berdagang.
“Di sekitar tempat saya berjualan ini tidak ada yang kena Corona seperti apa yang dikabarkan orang-orang, semuanya sehat-sehat saja” terangnya.
Setali tiga uang dengan Romlah, pendapat sejenis dilontarkan Hasbi. Pria ini salah satu pedagang elektronik dan aksesoris. Saat ditanyakan mengenai wabah Covid-19 ini ia mengaku tidak meyakininya 100 persen.
Sebab katanya banyak warga yang diperiksa di rumah sakit tiba-tiba divonis positif Covid-19. Padahal yang bersangkutan memang ada penyakit bawaan sejak lama, contohnya seperti asma yang belum sembuh.
”Bahkan penyakit yang diderita warga tersebut memang sudah ada jauh sebelum isu virus Corona ada,” ujarnya beralasan.
Baca Juga:Â Per 24 Juni: Bertambah 4, Total Positif Corona Kalteng 798 Orang
Discussion about this post