Tanggapan Pengamat Sosial Terkait Fenomena Turunnya Kepercayaan Publik
Fenomena itu menurut Pengamat Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur M. Gumarang , membuktikan saat ini pemahaman masyarakat tentang Covid-19 terbelah-belah, ada sebagian yang menganggap bahaya Virus Corona sebagai wabah yang bisa menimbulkan penularan dan kematian yang sangat cepat.
Namun disisi lain ada pula sebagian masyarakat lainnya menganggap wabah itu adalah konspirasi bisnis “Global Elite” pihak tertentu yang dikaitkan untuk mencari keuntungan ( Bisnis ) dan seringkali dihubung-hubungkan dengan seorang pebisnis sekaliber dunia yaitu Bill Gates bahkan WHO yang juga dianggap bagian dari konspirasi tersebut.
“Pemahaman masyarakat menjadi terbelah-belah karena masih gencar dan masif nya berita-berita hoax yang bertebaran di dunia maya (medsos) yang menganggap Covid-19 beragam yang pada intinya dianggap tidak berbahaya bagi kesehatan,” katanya.
Apa penyebab pemahaman masyarakat menjadi terbelah-belah terhadap Covid-19 khususnya di Indonesia ? Menurut Gumarang hal itu terjadi karena kurang maksimalnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat secara sistematis dan masif tentang bahaya tertular dan menularkan virus ini, katanya kepada kaltengtoday.com di Sampit (Selasa, 23/6).
Kemudian tidak maksimalnya melibatkan peran dari para tokoh agama seperti Ulama, Pendeta, Biksu, Pastor, sehingga dikalangan tokoh agama juga terjadi fenomena perbedaan pandangan terhadap Covid-19, padahal mereka memiliki pengaruh yang besar di masyarakat.
“Selain itu kurang transparannya pemerintah dalam proses penanganan pasien sampai pada proses pemakaman, sehingga masyarakat menyimpan rasa curiga yang berlebihan atau menyimpan rasa ketidakpercayaan kepada pemerintah, khususnya dari keluarga korban Covid-19,” jelas Gumarang.
Akibat dari perbedaan pandangan dalam menyikapi Covid-19 kata dia, saat ini justru semakin menggila laporan terjadi peningkatan pasien ODP/ PDP/ OTG hampir di sejumlah daerah terjadi. “Padahal Indonesia sudah mulai menghadapi pelaksanaan new normal,” ujar Gumarang.
Tanggapan Wakil RakyatÂ
Para wakil rakyat yang duduk di parlemen juga mempunyai pendapat yang sama, “Seharusnya sosialisasi memang sangat dibutuhkan dan harus dilakukan secara gencar. Ini karena ada pemahaman yang sepotong-sepotong, sehingga akhirnya dirinya tidak disiplin. Dan memang terkenal orang Indonesia itu dimana-mana tidak disiplin,” kata Anggota DPRD Kalteng Duwel Rawing
Ia juga menekankan bahwa setiap penanganan dan sosialisasi apapun yang dilaksanakan diluar, maka harus mengutamakan protokol kesehatan, tidak terlepas bagi masyarakat yang tetap harus bekerja untuk mencari nafkah di luar rumah, sehingga tidak terpapar Covid-19, “Disiplin diri ini bukan dari orang luar, tapi dari diri kita sendiri,” kata mantan Bupati Katingan itu (Selasa,23/6).
Tanggapan Tim Gugus Covid-19
Semua argumen dari masyarakat yang mengatakan Covid-19 itu adalah tidak berbahaya dan hanya merupakan konspirasi sudah barang tentu dipatahkan oleh kalangan medis.
Kepala Dinas Kesehatan yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pulang Pisau, dr. Muliyanto Budihardjo menyatakan, kabar berita yang beredar di media sosial terkait pandemi Covid-19 karena ulah para elit dunia merupakan kabar hoax semata, sebab wabah ini murni disebabkan virus yang bermutasi dengan alami.
 “Untuk kami bidang kesehatan kabar yang beredar tersebut hoax saja. Saya  meyakini ini memang virus. Dan virus diobati bukan dengan antibiotik tapi dengan antivirus, saya sebagai dokter atau praktisi kesehatan corona ini benar-benar sebuah virus” tegas dr. Mul, demikian pria ini sering disapa.
Virus menurutnya dapat bermutasi tergantung daya tahan tubuh, ada yang penyakit bawaan yang lain, dokter pun kalau mendapat virus slot yang tinggi dia akan bisa meninggal, dan jika ada paparan dan ketemu terus juga akan terjangkit.
“Solusinya yaitu Ikuti protokol kesehatan, jaga jarak, pakai masker, hindari kerumunan, cuci tangan pakai sabun, tidur yang cukup, makan makanan yang bergizi,” jelasnya kepada kaltengtoday (Rabu,24/6).
Hal senada dikatakan dr Djulita Kurniadia Palar, juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Barito Selatan, yang mengatakan  pandemi Covid-19 ini sudah menjadi masalah global, artinya pandemi Covid-19 ini menjadi masalah bagi seluruh negara di dunia termasuk Indonesia.
“Jadi apabila ada masyarakat yang tidak percaya dengan Covid-19 mungkin karena dipengaruhi oleh postingan-postingan di media sosial.” ujarnya.
Yephi Hartady, salah satu petugas Tim Gugus Percepatan Covid-19 Kotawaringin Timur menambahkan, masyarakat itu bukan takut akan Covid-19 ini. Akan tetapi lebih kepada penurunan pendapatan masyarakat itu sendiri.
“Misalnya pendapatan warga itu dari Rp 5 Juta satu bulan, setelah adanya Covid-19 ini turun tinggal Rp 1 juta saja. Ini yang sebenarnya yang ditakutkan, bukan karena takut wabahnya,” ungkapnya.
Discussion about this post