Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Era digital mungkin memang akan menggusur banyak hal yang bersifat konvensional. Tapi di daerah, tidak semua tergantikan. Perpustakaan yang menyediakan bacaan berbahan baku kertas, seperti buku & majalah, masih diminati para pembaca. Mereka bisa menikmati tanpa takut kehabisan daya alias drop ataupun error.
Sayangnya, minat baca di daerah yang bisa dibilang rendah, ikut membuat jumlah pengunjung perpustakaan turun drastis.
Satu contoh perpustakaan yang dikelola Pemerintah Desa, yaitu di Desa Rodok, Kecamatan Dusun Tengah, juga mengalami turunnya jumlah pembaca buku, khususnya di kalangan anak-anak. Salah satu faktor penyebabnya, menurut anak-anak tersebut, adalah keasyikan bermain media sosial maupun game di gadget mereka.
Padahal dulu, begitu perpustakaan dibuka, mereka berbondong-bondong menyerbu. Mencari bacaan yang mengasyikkan atau pengetahuan umum sebagai literatur mereka dalam mengerjakan PR.
Baca Juga :Â 2022, DLH Bartim Laksanakan Program Pengelolaan Sampah Jadi Limbah Bermanfaat
“Sekarang, mereka bisa mencari apa saja di Google. Meskipun, tetap saja ada yang mencari buku cerita. Biasanya dongeng, dengan gambar-gambar menarik,” ucap Metri, siswi SMA yang dulu sering meminjam buku di perpustakaan bersama teman-temannya.
Sedangkan perpustakaan sekolah, nampaknya mulai beralih ke pola digitalisasi. Perpustakaan SMAN Dusun Tengah, misalnya. Beberapa literasi dan manajemennya sudah bertransformasi ke digital.
Baca Juga :Â DPMDSos Bartim Jamin Validitas Data & Kualitas Beras Untuk Korban Banjir
“Manajemen perpustakaannya sudah dirubah, menjawab berkembangnya jaman. Utamanya untuk arsip dan pencatatan data. Tapi banyak juga buku bacaan yang masih dalam bentuk kertas, sulit kita konversi jadi buku elektronik alias e-book. Bukannya tidak bisa. Tapi akan makan waktu lama. Sedangkan tenaganya di sini sangat terbatas,” terang pengelola perpustakaan SMAN Dusun Tengah, Edi Setiawan, yang mengaku dulu bersama beberapa tenaga kepustakaan, dilatih secara khusus di Bandung, Jawa Barat, guna pengelolaan arsip kepustakaan modern. [Red]
Discussion about this post