Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Merebaknya kasus gagal ginjal akut misterius yang banyak menelan korban, khususnya anak-anak, tengah menjadi sorotan. Bahkan pemerintah dan DPR memberi perhatian serius atas fenomena tersebut.
Setelah Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan adanya pasien yang sudah terdeteksi berjumlah 150 orang lebih, di 14 provinsi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia juga memberikan catatan susulan.
Baca juga :Â Polisi Minta Masyarakat Waspada Gagal Ginjal Akut Pada Anak
Tanggal 18 Oktober 2022, Kemenkes RI menyebut ada 206 kasus gagal ginjal akut misterius di 20 provinsi, dengan tingkat kematian 99 kasus (48%).
Meskipun kasus gagal ginjal akut misterius belum, bahkan tidak ada, di Kabupaten Barito Timur, namun Pemerintah Kabupaten melalui organisasi pemerintah daerah (OPD) terkait, meminta agar masyarakat tetap mewaspadainya.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Timur, dr Jimmy WS Hutagalung, sore kemarin (Kamis, 20/10) kepada para pekerja medis.
“Kami meminta masyarakat untuk tidak lengah. Tetap mengantisipasi. Salah satunya dengan hati-hati ketika membeli obat pada anak yang sakit. Kepada pihak penjual obat, apakah itu apotik atau toko obat biasa, jangan buru-buru menjual obat tersebut. Teliti dulu kandungannya, karena sekarang BPOM sudah mengeluarkan informasi terkait hal ini,” tutur pria yang selalu lembut dalam bertutur kata itu.
Ditambahkan oleh Jimmy, penyebab gagal ginjal akut misterius, diduga keras karena mengonsumsi obat yang mengandung campuran kandungan senyawa etilon glikol dan dietilen glikol.
“Dua bahan ini, umumnya ditemukan pada campuran parasetamol cair. Dan saat ini, BPOM sudah merilis lima merk obat paracetamol cair yang terdeteksi mengandung komposisi itu. Beberapa di antaranya adalah obat flu sirup untuk anak,” imbuhnya.
Dampak jangka pendeknya, kata Jimmy, adalah kematian. Sedangkan dampak jangka panjangnya, kalaupun yang bersangkutan sembuh, tetap akan menyandang ancaman kerusakan ginjal dan hati.
Baca juga :Â Dinkes Kotim Himbau Tidak Jual Obat Sirup
“Pencegahannya, ya sementara jangan mengonsumsi obat sejenis itu dulu. Apalagi rilis dari BPOM menyatakan bahwa ada 29 jenis obat plus merknya, yang diindikasi mengandung senyawa membahayakan kesehatan anak.
Menyikapi imbauan Kadis kesehatan Kab Bartim, Noor Syamsul Bahri, seorang pedagang obat, tadi (Jumat, 21/10) mengatakan bahwa ia tak keberatan jika obat-obat tertentu ditarik, demi keselamatan manusia yang lebih banyak.
“Tidak masalah lah. Saya juga sudah melihat tayangan berita di TV, dan saya mendukung pemerintah, supaya tidak makin banyak jatuh korban,” komentarnya.[Red]
Discussion about this post