Kaltengtoday.com – Tamiang Layang, – Intensitas hujan yang tinggi, membuat banyak pihak, khususnya warga yang tinggal di dekat aliran sungai, harus waspada sejak dini. Karena banjir di Kalimantan Tengah tahun ini, tebilang sebagai bencana “paling ngeri”.
Demikian juga dengan para warga masyarakat di Kabupaten Barito Timur, yang berdomisili di jalur dekat aliran sungai. Seperti masyarakat Desa Bambulung dan Desa Muara Plantau di Kecamatan Pematang Karau, Desa Juru Banu dan Desa Tampu Langit di Kecamatan Paju Epat ataupun Desa Bentot di Kecamatan Patangkep Tutui.
“Meskipun jembatan desa sudah diperbaiki akibat terjangan banjir tahun lalu, namun kami tetap harus mewaspadai lupaan air yang bisa meninggi setiap saat,” ujar Utuh, salah seorang warga Desa Bentot, saat berbincang melalui percakapan WhatsApp (WA) pagi tadi (Sabtu, 20/11).
Senada dengan dirinya, Noor Halim, warga Bambulung, mengatakan kalau ia dan keluarganya sudah mengamankan barang-barang yang dianggap berharga, di bagian atas rumahnya yang memang berbentuk susun. “Seperti beras, surat-surat berharga, uang, barang elektronik dan lain-lain. Kami belajar dari pengalaman kemarin, Mas,” komentarnya.
Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas SE MM sendiri, memang pernah melontarkan peringatan agar masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir, mewaspadai curah hujan tinggi di bulan-bulan akhir tahun 2021 ini. Dan ternyata benar, beberapa desa di tiga kecamatan wilayah Barito Timur terkena banjir, belum lama terjadi.
Baca juga : Pemukiman Warga Di bantaran Sungai Katingan Mulai Terendam Banjir
Beberapa warga masyarakat Kecamatan Dusun Tengah, malah menunjuk gundulnya kawasan pegunungan menjadi faktor terkuat penyebab banjir. Aktivitas penambangan yang dimulai sejak tahun 2006-an, berangsur-angsur telah membuat perbukitan, jadi semakin miskin stok pepohonan besar, yang memiliki akar-akar kuat penampung debit air.
Baca juga : Warga DAS Tuhup Minta Adanya Pembangunan SMA
“Sekarang sih setahu saya sudah tak ada aktivitas berarti lagi. Tapi ya tidak tahu kalau sembunyi-sembunyi. Rasanya sudah tidak kurang-kurang pengetahuan tentang lingkungan, namun kok masih juga dirusak. Akibatnya, sekarang banjir makin menjadi-jadi. Tidak lagi seperti dulu di jaman kita masih kecil. Paling ada luapan air yang sebentar hilang,” ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya, yang diiyakan beberapa rekannya.[Red]
Discussion about this post