Kaltengtoday.com – Tamiang Layang – Untuk berperan serta menciptakan kebiasaan positif membaca buku di kalangan masyarakat, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda & Olahraga Kabupaten Barito Timur (Disbudparpora Bartim) juga membuka pojok buku (books corner) di lokasi wisata Rumah Betang/Lewu Hante, Taniran, Pasar Panas, Kecamatan Benua Lima.
Menurut keterangan dari pihak Disbudparpora Bartim, Pojok Buku/ Books Corner tersebut adalah agenda bersama dengan Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kab Bartim, yang bertujuan untuk membangkitkan minat baca masyarakat. Khususnya para pengunjung Lewu Hante.
“Lewu Hante sendiri akan terus dibenahi dan dikembangkan secara bertahap. Dan sebagai leading sector pengelola, kami bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kab Bartim, membuka Books Corner, sebagai tambahan fasilitas layanan rumah wisata ini. Diharapkan, masyarakat kita perlahan akan menoleh ke buku, sehingga pelan-pelan kita membangkitkan minat baca mereka. Untuk itu, ruangan tersebut didesain sedemikian rupa sehingga nyaman, sejuk, tenang dan bersih. Jadi, orang akan betah membaca buku di situ,” demikian keterangan pihak Disbuparpora dalam rilis resmi mereka.
Sementara, keterangan tambahan yang dihimpun, buku-buku yang disediakan di Books Corner merupakan koleksi di pepustakaan daerah, yang disediakan oleh pihak Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kab Bartim. Dan setahun sekali, koleksi buku akan diperbaharui.
Baca Juga : Bupati Bartim Tinjau Pasar Temanggung Djajakarti, Ajak Pedagang Patuhi Penertiban
Upaya menggiring minat masyarakat secara umum ke baca buku (konvensional), memang patut diapresiasi. Meskipun menurut beberapa orang, ini akan memerlukan perjuangan. “Mengingat budaya kita secara umum, di sini, adalah lebih banyak mengobrol daripada membaca. Artinya, kalau dibanding daerah lain, tingkat kebiasaan membaca buku kita boleh dibilang sangat rendah. Apalagi dengan media digital yang ada sekarang, menawarkan bacaan apa saja. Tapi memang, kita harus meng-evolusi sebuah budaya kebiasaan. Sehingga nantinya, generasi kita mendatang, menjadi generasi yang ‘berisi’ ilmu pengetahuan serta wawasan, dari buku sebagai jendela dunia,” tutur Santoso, seorang pengajar di sebuah sekolah menengah, tadi siang (Jumat, 22/10).
Baca Juga : Dimanfaatkan Datanya, Warga Bartim Jadi Terlibat Pinjol
Berdasarkan pemantauan di lapangan, membaca buku perpustakaan belumlah hilang. Serbuan internet yang menawarkan kepraktisan dan kekompletan materi, memang mungkin menjadi alternatif dalam kecepatan. Tapi, seperti yang dikatakan beberapa anak penyuka buku-buku perpustakaan; “Membaca buku pinjaman di perpustakaan, punya keasyikan tersendiri. Mana hurufnya besar, gambarnya menarik. Pokoknya, asyik,” komentar Imoy, seorang siswi SD, yang mengaku berlangganan meminjam buku di perpustakaan desa, walaupun di Hpnya tersedia banyak sekali informasi maupun bacaan. [Red]
Discussion about this post