Ia juga menjelaskan, Kalteng Digital, Kalteng Harati, memiliki potensi untuk dikembangkan dengan hadirnya jangkauan internet, perilaku sosial masyarakat dan layanan pemerintahan yang mulai akrab dengan dunia digital, serta tentu saja hadirnya pendidikan berbasis digital model UT.
“Tantangannya tentu saja adalah sebaran penduduk, akses internet yang belum merata, investasi di bidang teknologi yang belum marak, praktik gonta-ganti kebijakan, kebijakan keamanan dan perlindungan data pribadi yang belum memadai, ancaman cybercrime hingga cyber war/cyber terorism seperti terjadi di Libanon menggunakan pager. Paling penting lagi adalah kepemimpinan yang punya visi transformasi digital,” imbuhnya.
Dalam upaya menghadirkan Kalteng Digital, Kalteng Harati, menurutnya seluruh pihak diharapkan turut serta mengambil peran. Pemerintah lewat kebijakannya termasuk kebijakan yang pro terhadap investasi ekonomi digital, swasta dengan investasi digital dan CSR pada bidang pendidikan, dan masyarakat lewat komunitas-komunitas sosial yang ada dalam pengawalan kebijakan maupun keterlibatan pada sosialisasi gaya hidup digital.
“Semua ini bisa dilakukan bila ada kolaborasi, kesediaan berkomunikasi satu sama lain, keterbukaan, dan bersama merumuskan visi Kalteng Digital, Kalteng Harati yang menjadi arah pembangunan berkelanjutan di daerah ini,” ujarnya lagi.
Baca Juga : Â Teras Narang Soroti Polemik Tunjangan DPR RI
Teras juga menegaskan, salah satu kunci sukses utama dan terutama untuk ini adalah kebutuhan akan kepala daerah yang peduli, paham, melek digitalisasi dan mau serta berkomitmen dengan agenda digitalisasi.
“Maka masyarakat Kalteng perlu mengawal agenda demokrasi ke depan dan mendorong para calon kepala daerah untuk membawa aspirasi Kalteng Digital, Kalteng Harati, dalam agenda pembangunan dan program-programnya,” tutupnya. [Red]
Discussion about this post