kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Prihatin dengan maraknya sejumlah kasus menyangkut moralitas generasi muda, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Dusun Tengah, Viktoria Tri Mawarti, menyatakan akan menekankan pula pendidikan karakter alias budi pekerti. Karena menurutnya, dewasa ini banyak kejadian yang membuat miris, dilakukan oleh anak-anak usia sekolah SMP.
“Kami ingin mengantisipasi itu. Jangan sampai ada kejadian siswa berTiktok-ria sampai vulgar, atau menonton video yang tidak senonoh, apalagi menjadi pelakunya, Ini akan mencoreng muka kita semua. Juga saya prihatin sekali, sedih, anak anak jaman sekarang banyak yang seolah tidak tahu etika, sopan santun, tata krama. Bertemu dengan guru atau orang yang lebih tua, cuek saja. Untuk itulah saya akan beri porsi lebih, pada pendidikan budi pekerti atau pembentukan karakter,”paparnya tadi pagi (Senin, 13/12), pada sejumlah orang tua/ wali murid yang diundang, di Aula SMPN 1 Dusteng.
Tri Mawarti menambahkan, selama pandemi masih berlangsung, pihaknya tetap akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Termasuk dalam kegiatan tatap muka pembelajaran, bahkan kegiatan konsolidasi dengan wali murid seperti sekarang. Semua dilakukan bergilir, dengan jam yang terbatas.
Baca Juga : Bartim Punya 47 Calon Dokter Putra Daerah
“Oleh sebab itu, saya juga menyerukan agar siswa tidak terlalu cepat datang. Misalnya jam 7 masuk, dia sudah datang jam 6. Kasihan guru yang bertugas sebagai Tim Satgas, andaikata pak atau bu guru itu, datang jam setengah tujuh, harus berlari-lari mengecek suhu tubuh siswa yang datang jam 6 tadi,” terangnya.
Selain alasan tersebut, masih menurut Tri Mawarti, baru saja terjadi, ada sekumpulan oknum siswa yang DIpergoki sedang merokok di lingkungan mushola dekat sekolah. Tentu saja peristiwa seperti ini tidak boleh terjadi kembali. Oleh sebab itulah, dirinya melakukan tindakan-tindakan pencegahan.
Baca Juga : PC Ansor Bartim Bantu Pembangunan TPA Al Huda & Perayaan Maulid di Desa Lagan
“Mereka ini, menunggu jam masuk di shift kedua yang masih lama. Jadi dari kasus ini, kami imba supaya datang paling cepat ya setengah jam sebelumnya saja. Dan paling lambat 5 menit sebelumnya. Sekaligus juga mengantisipasi terjadinya perkelahian pelajar, yang bermula dari bermain kejar-kejaran atau lempar-lemparan kemudian kena dan tidak terima. Ini juga pernah terjadi. Maka, saya rasa sangat baik bagi kita untuk melakukan pencegahan,” ujar perempuan yang pernah juga bertugas di SMPN 1 Tampa, Kecamatan Paku tersebut.
[Red]
Discussion about this post