Kalteng Today – Palangka Raya, – Kalangan DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), menambah laboratorium dalam rangka percepatan penanganan pandemi Covid-19.
Pasalnya, saat ini pengujian sampel darah bagi masyarakat dalam mengidentifikasi Covid-19 diseluruh wilayah Bumi Tambun Bungai, hanya ditangani oleh 1 laboratorium di Rumah Sakit (RS) Doris Sylvanus Palangka Raya.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi III DPRD Kalteng Duwel Rawing , yang membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Duwel Rawing, saat dibincangi Tabengan di gedung dewan, Rabu (27/2).
Dirinya menambahkan, pengujian sampel darah yang hanya ditangani oleh 1 laboratorium untuk wilayah regional Kalteng, sangat tidak efektif dan efisien.
“Ada kejadian dimana pasien telah meninggal dan dikuburkan tetapi hasil uji laboratoriumnya terkait Covid-19 baru keluar. Jadi sebelum dimakamkan pihak keluarga tidak tahu apakah yang bersangkutan telah terpapar Covid-19 atau tidak. Hal seperti inilah yang harus kita hindari dengan cara menambah laboratorium,” ucapnya.
Dirinya mengungkapkan, sangat wajar apabila hasil uji laboratorium mengalami keterlambatan, mengingat sampel darah bagi pasien Covid-19 di seluruh Kalteng hanya ditangani 1 laboratorium.
“Tentunya para petugas laboratorium pasti akan kewalahan dan kerja ekstra. Apabila terjadi keterlambatan informasi uji laboratorium dari pasien yang bersangkutan, kita tidak bisa menyalahkan petugas laboratorium karena pemeriksaan tersebut dilakukam sesuai antrian,” ujarnya.
Dirinya mengakui, masukan tersebut merupakan dalam langkah percepatan penanganan pandemi idelanya kabupaten maupun kota harus memiliki laboratorium untuk menguji sampel darah pasien terpapar Covid-19. Sehingga pemeriksaan dapat segera dilakukan tanpa harus menunggu dan mengirimkan sampel tersebut ke Palangka Raya.
“Apabila setiap daerah memiliki laboratorium sendiri, secara otomatis penanganan terhadap pasien penderita Covid-19 bisa langsung dilaksanakan. Berbeda halnya apabila sampel dari pasien harus dikirim dulu ke Palangka Raya dan hasilnya baru keluar setelah satu minggu karena menunggu antrian. Bila seperti itu, dapat dipastikan harapan percepatan penanganan pandemi tidak bisa terealisasi,” tutupnya. [Red]
Discussion about this post