Kaltengtoday.com, Palangka Raya- Ruangan yang berada di sayap sebelah kanan RSUD Dorrys Sylvanus, Palangka Raya itu nampak bersih dan sangat sejuk. Dijaga dua orang satpam setiap harinya ruangan itu tampak tenang karena tak nampak warga yang berlalu lalang disitu.
Menempati salah satu tempat di instalasi reproduksi, ruangan yang sangat luas dan didominasi warna putih dan sangat sejuk serta bersih itu sekarang menjadi tempat favorit dan dicari hampir seluruh warga Palangka Raya disaat udara kota sangat pekat akibat kabut asap hasil kebakaran hutan dan lahan.
Bak oase dimusim kemarau, tempat yang bernama rumah oksigen itu kini menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi masyarakat bila hendak menikmati udara bersih. Memasuki ruangan yang dijaga oleh dua orang satpam itu pertama yang harus dilakukan pengunjung adalah mengganti alas kaki mereka dengan alas kaki yang sudah disediakan rumah sakit.
Bukan tanpa alasan bila harus mengganti alas kaki. Ini semata-mata untuk menjaga agar ruangan itu tetap bersih dan tidak ada kuman yan masuk dari luar.
Dalam ruang utama, nantinya pengunjung yang akan akan disambut oleh seorang perawat yang dengan sigap melakukan pengecekan kesehatan seperti berat badan hingga tekanan darah. Ruangan dalam rumah oksigen ini terbagi dalam tiga sekat besar. Pada ruang pertama berukuran 5×7 meter terdapat 7 tempat tidur dengan alas didominasi warna biru muda lengkap dengan selimutnya.
Kemudian ruang kedua luasnya lebih kecil dibanding yang pertama yakni berukura 4×8 meter dan hanya berisikan 3 tempat tidur, dan terakhir ruang yang dikhususkan bagi bayi, berukuran sama 4×8 meter bersikan 3 tempat tidur lengkap dengan tabung oksigen dimasing-masing tempat tidur. Rumah oksigen juga menyiapkan fasiltas ambulan untuk berjaga-jaga.
Ady, salah satu pertugas disitu, rumah oksigen yang dimiliki rumah sakit Dorrys Sylvanus Palangka Raya ini diresmikan tanggal 14 Agustus 2019 dan buka selama 24 jam disaat musim kemarau. “Selain itu semua fasilitas dan pelayanan tidak dikenai biaya alias gratis,”Ujarnya.
Nantinya bila ada pengunjung yang datang ada tanda-tanda gawat maka akan dirujuk ke unit gawat darurat (UGD), ujarnya. Pengunjung yang nantinya yang akan menikmati udara bersih (oksigen) melalui selang yang diletakan dilobang hidung dengan durasi tak lebih dari 15 menit saja. Pemberian oksigen ini tak boleh terlalu lama karena kalau dikasih secara berlebih akan membahayakan untuk kesehatan.
Hernila (33) warga Jalan Sapan Palangka Raya mengakui selama dua bulan kemarau ini tak terhitung sudah berapa kali ia harus bolak balik kerumah oksigen yang berada di samping Mesjid Aqidah Palangka Raya itu.
Bukan tanpa alasan bagi wanita yang sehari-harinya berprofesi sebagai pegawai di salah satu perkebunan kelapa sawit di Kalteng itu. ia harus menyempatkan datang keruang oksigen itu karena Dony (10) anaknya yang paling kecil menderita asma sehingga harus sering datang disini, ujarnya.
Dikatakan Nila, panggilan wanita asal Medan, Sumatera Utara itu, sehari-hari, terjadinya kabut asap hampir dua bulan di Kalteng yang diakibatkan karhutla sangatlah menggganggu perasaanya. Hal itu karena penyakit asma yang diderita sang buah hati sangatlah rentan kambuh bila harus menghirup udara kotor dan keberadaan rumah oksigen ini sangat membantu untuk paling tidak membuat anaknya sementara waktu tidak kambuh.
“Saya memang harus sering ke rumah oksigen ini untuk menjaga agar kondisi tubuh anak saya tetap stabil dan tidak sakit akarena terpapar kabut asap,”ujarnya dengan logat Batak kental.
Dhan-KT
Discussion about this post