Kaltengtoday.com, – kapuas, – Ratusan hewan ternak babi dilaporkan mati akibat terserang virus African Swine Fever (ASF) di Desa Bajuh dan Merapit Kecamatan Kapuas Tengah belum lama ini.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas Yaya,SP melalui dokter hewan Anik ariswandani mengakui ada laporan dari masyarakat bahwa hewan ternak babi mengalami gejala tidak mau makan dan demam disertai ada bercak bercak merah pada kulit.
“Ya,benar ada laporan kasus kematian kurang lebih 150 ekor babi di desa Merapit dan 250 ekor babi di desa Bajuh dalam kurun waktu beberapa hari terakhir,”ungkap drh Anik Ariswandi saat di jumpai di ruang kerjanya,Selasa 22 Februari 2022.
Dijelaskan Anik sapaan akrabnya, African Swine Fever(ASF) seperti diketahui bahwa penyakit ini memang marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengan tingkat penularan tinggi pada babi dan sangat mematikan dengan gejala babi sebelumnya tidak mau makan, demam dan ada bercak kemerahan di kulitnya.
“Dari gejala klinis kemungkinan mengarah ke penyakit African Swine Fever (ASF). Seperti diketahui bahwa penyakit ini memang marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia,”ungkapnya.
Ia mengatakan penyebab penyakit ini oleh virus dengan tingkat penularan tinggi pada babi dan sangat mematikan. Apabila dalam satu kandang ada babi yang sakit akan cepat menular ke babi yang lain dalam komunitas tersebut dan menimbulkan kematian hampir 100 persen pada populasi ternak dalam kandang.
Penularan bisa dari kontak langsung antara babi sehat dan babi sakit, melalui peralatan yang tercemar virus dari babi yang sakit, dari daging babi maupun produk olahan dari babi yg mati atau sakit karena terkena ASF misalnya dendeng dan sosis ataupun dari manusia yang keluar masuk kandang tercemar virus. Meskipun sangat menular ke sesama babi tetapi virus ini tidak menular ke manusia atau tidak bersifat zoonosis.
“Virus ini belum ada obat dan vaksinnya. untuk mencegah penularannya yaitu dengan menjaga kebersihan, dengan menerapkan biosecurity ketat dalam kandang.
Baca juga :Â Anggota DPRD Kapuas Ajak Masyarakat Agar Tidak Membuang Sampah Sembarangan
Maka itu lanjut dia, tidak membiarkan sembarangan orang masuk ke dalam kandang, segera memisahkan babi yang menunjukkan gejala sakit, tidak memberikan babi makanan sisa makanan dari rumah makan,karena ada kemungkinan sisa makanan mengandung olahan daging babi yg terkena virus, rutin membersihkan kandang dengan detergen dan dilanjutkan dengan penyemprotan desinfektan.
“Virus ASF ini mampu bertahan lama di lingkungan, jadi sebelum peternak mengisi kembali kandangnya diwajibkan sebelumya rutin membersihkan kandang dengan detergen dan menyemprot desinfektan,”imbuh drh Anik. [Red]
Discussion about this post