Kaltengtoday.com, Kuala Kurun – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Mas (Gumas) bersama Forkopimda menggelar apel kebangsaan, tujuan utamanya sebagai upaya untuk mengajak generasi muda turut memikirkan dan mengembangkan implementasi nilai-nilai Pancasila, yang dilaksanakan di SMAN-1 Kurun.
“Para generasi muda penerus bangsa. Tepat kiranya, apabila generasi muda turut memikirkan dan mengembangkan implementasi nilai-nilai Pancasila, seperti halnya yang diagendakan pada hari ini. Memang, jika mengambil perspektif pemikiran Generasi Milenial,” ucap Bupati Gumas Jaya S Monong di SMAN-Kurun, Senin (14/8).
Baca Juga : Rumah Kebangsaan Cipayung Plus di Palangka Raya Diresmikan
Menurut dia, saat ini Pancasila pasti akan dilihat dari nilai guna dan manfaatnya bagi kehidupan. Bagi mereka, aktualisasi Pancasila jelas membutuhkan cara-cara dan metode berbeda dari model yang dilakukan sekarang.
Secara lini waktu, sambung dia, generasi milenial inilah yang akan menduduki posisi kepemimpinan pada saat Indonesia Emas di tahun 2045 nanti, sehingga sekaligus menjadi pilar kebangkitan Bangsa seiring Bonus Demografi Tahun 2030.
“Bertolak dari hal tersebut, bangsa ini memang harus mengkreasi pendekatan baru, agar Pancasila secara nalar bisa diterima, dan secara sadar menjadi “living ideology” yang Artinya, Pancasila merupakan ideologi yang hidup dalam setiap tekad, sikap, perilaku, dan tindakan seluruh warga,” ujarnya.
Baca Juga : GMKI Cabang Palangka Raya Bersama Dengan Tiga OKP Adakan Diskusi Kebangsaan dan Kunjungi Makam Pahlawan
Disisi lain, tuturnya, akan menjadi tugas Bangsa ini- khususnya Generasi Muda, menuju Generasi yang cerdas dan mau menerima perubahan harus diterapkan sejak dini menuju impian Indonesia menjadi generasi emas 2045 dan Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad Indonesia. Inilah yang menjadi salah satu alasan munculnya ide, dan wacana.
“Tahun 2045, bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70 persennya dalam usia produktif 15-64 tahun, sedangkan sisanya 30 persen merupakan penduduk yang tidak produktif pada periode tahun 2020-2045. Jika bonus, demografi ini dimanfaatkan dengan baik akan membawa dampak buruk terutama masalah sosia,” tandas dia. [Red]
Discussion about this post