Kaltengtoday.com, Pulang Pisau – Salah satu wujud nyata kepedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang Pisau dalam rangka mendukung pelestarian nilai-nilai kebudayaan Suku Dayak yang ada di Pulang Pisau adalah dengan membangun Rumah Betang di berada Jalan Bhayangkara Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau.
Pembangunan Rumah Betang tersebut dilaksanakan secara bertahap sejak tahun 2018 silam dan ditargetkan rampung dan dapat fungsional pada akhir tahun 2023.
Baca Juga : PBS Diminta Terlibat Dalam Pembangunan Jalan Antardesa
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Pulang Pisau, Dr. Usis I Sangkai melalui Kepala Bidang Cipta Karya, Micky Prasetia menyampaikan bahwa pembangunan Rumah Betang pada tahun anggaran (TA) 2023 ini akan menuntaskan penyelesaian sehingga diharapkan bangunan Betang tersebut dapat segera difungsikan.
” Sudah cukup lama kita menunggu untuk menuntaskan bangunan yang bakal menjadi salah satu ikon kebanggaan Pulang Pisau ini, ” tutup pria yang akrab disapa Micky, Selasa (12/9/2023)
Membangun Rumah Betang ini kata Micky, merupakan salah satu upaya dalam menjaga nilai-nilai kebudayaan suku Dayak.
Baca Juga : Pembangunan Di Katingan Ada Kemajuan
” Seperti kita ketahui bahwa generasi muda kita adalah generasi yang rawan kehilangan identitas kebudayaannya karena tergerus arus globalisasi sehingga harus sejak dini kita perkenalkan dengan kebudayaan asli kita, ” tegas Micky
Dengan adanya Rumah Betang ini, lanjut Micky nantinya diharapkan menjadi pusat kebudayaan Dayak dan menjadi pusat pertunjukan seni tradisional dan acara adat Dayak.
” Rumah Betang ini juga harus menjadi rumah yang dapat digunakan oleh semua lapisan masyarakat Dayak sebagaimana falsafah Huma Betang yakni hidup bersama rukun dalam keragaman, ”
Micky menjelaskan pada awalnya ada pemikiran Rumah Betang ini dibangun menggunakan bahan konstruksi kayu ulin sebagaimana betang yang asli.
Namun kata Micky, setelah dikaji lebih lanjut terkait sulitnya mencari kayu ulin dengan kualitas dan ukuran yang dibutuhkan, maka diputuskan bangunan Rumah Betang tersebut dengan bahan konstruksi beton bertulang.
Kendati begitu, kata Micky ciri khas tongkat Betang yang bulat laksana log kayu tetap dipertahankan.
” Arsitekturnya juga tetap mengangkat kearifan lokal dengan bentuk atap pelana yang sederhana dan ornamen talawang di beberapa bagian pagarnya, ” jelas Micky
Begitu juga lanjut Micky, penggunaan motif khas Dayak juga sudah berkonsultasi dengan tokoh Dayak setempat agar tidak terjadi kekeliruan pemilihan motif. Untuk di bagian lapisan lantai dalam bangunan akan dilapisi vinil serat kayu sehingga kesan natural tetap ada.
” Kami mohon doa dan dukungan dari semua pihak agar pembangunan Rumah Betang ini berjalan lancar dan dapat difungsikan sebagai aset budaya dan kebanggaan kita bersama, ” tutup Micky[Red]
Discussion about this post