Kalteng Today – Sampit, – Rencana Pemkab Kotim yang akan mulai mengaktifkan sekolah tatap muka untuk SD dan SMP mulai Senin pekan depan (2/11/2030) dinilai kurang tepat. lni karena Kabupaten Kotim masih ada yang masuk zona merah penyebaran Covid-19.
Hal itu dikatakan Salah satu tokoh agama Kotim, yakni H Syarifuddin Al Banjari.
“Saya menyanyangkan Bupati Kotim mengambil langkah mengaktifkan sekolah tatap muka yang dimulai pada 2 November 2020 mendatang. Jika terjadi klaster baru, siapa yang bertanggung jawab,”jelasnya, Kamis (29/10).
Dirinya katakan, memang segala sesuatu itu diucapkan alhamdulillah dan juga berharap penyebaran virus tidak meluas lagi.
“Jika memang anak sekolah harus ada pengawasan yang ketat dalam pelaksanaan protokol kesehatan,”pintanya.
Jujur saja, sebagai orang tua kata dia, juga khawatir anaknya ke sekolah atau belajar tatap muka. Jangan sampai dipaksakan, cukup di rumah saja tanpa adanya sanksi, Harapnya.
Bagi dirinya pribadi memang aneh, kenapa siswa SMA sederajat belum sekolah. Meski itu menjadi kewenangan Dinas Pendidikan Provinsi.
Namun ini kan tidak sinkron antara provinsi dan kabupaten. Artinya, siswa dewasa saja belum, kenapa siswa yang masih muda alias anak-anak mulai kembali sekolah, tegasnya.
“Jika terjadi klaster baru bagaimana. Saya kurang sependapat jika siswa mulai SD sampai SMP aktif sekolah lagi. Karena masih ada kecamatan yang zona merah. Ini tidak bisa di coba-coba, virus ini kan tidak kelihatan,” jelasnya.
Memang semua bosan belajar sistem daring, anak-anak bosan, orang tua di rumah juga kerepotan, guru yang mengajar daring juga kerepotan.
Baca Juga: Ada 70% Program Pembangunan di Kotim Tertunda Akibat Pandemic Covid-19
“Tapi dalam kondisi yang belum memungkinkan seperti ini. Hendaknya jangan memaksakan diri. Kuatirnya timbul klaster baru disekolah,” paparnya.
“Intinya bupati jangan baper menanggapi curhatan orang tua siswa dan lain sebagainya. Di dalam kaidah fikih sudah jelas bahwa menjauhi yang mudhorat itu lebih diutamakan daripada mengambil manfaat,” tutupnya. [Red]
Discussion about this post