kaltengtoday.com – Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengakui kerja di taman nasional (TN) memiliki resiko tinggi dan medannya sangat berat.
“Buat Kementrian LHK sebetulnya medan kerja cukup berat dan selalu berada dilapangan perkerjaan yang memiliki resiko tinggi dan ini sudah dipahami oleh jajaran serta staff,”katanya kepada wartawan di Kabupaten Kapuas usai mengunjungi rumah duka Almarhumah Mutiara, Selasa (10/3/2020).
Bukan masalah medan yang berat dan penuh resiko saja, namun daerah lain juga memiliki permasaalahan geografis yang penuh dengan resiko pekerjaan, diantaranya di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Nusa Tenggara Barat(NTB),ujar politisi Nasdem itu.
Sebelumnya selama sehari penuh (Selasa,10/3/2020) Menteri Siti dan Wakilnya Alue Dohong, Sekjen Bambang Hendroyono, Dirjen KSDAE Wiratno, menyambangi rumah duka anak buahnya yang menjadi korban, baik yang ada di Palangka Raya, Kapuas, Katingan serta yang tengah dirawat intensif di RSUD Dorrys Sylvanus Palangka Raya.
Di Kantor Taman Nasional Sebangau (TNS), di Kota Palangkaraya, Menteri Siti tampak tak bisa menyembunyikan raut wajah dukanya saat melihat jejeran enam foto rimbawan yang tak lain anak buahnya sendiri gugur dalam menjalankan tugas dilapangan.
“Selamat jalan anak, adik, sahabat, dan kolega kerja kami di Taman Nasional (TN) Sebangau yang gugur saat menjalankan tugas,”ujarnya dengan nada bergetar.
Perjalanan dilanjutkan ke rumah duka di Kelurahan Kereng Bangkirai. Dalam rilisnya Biro Humas KLHK menyebutkan, ratusan pelayat memadati dua rumah bersebelahan, tempat dimana Abdi Darmansyah (35) dan adik iparnya Ibnu Yudistira Hendrawan (27) disemayamkan.
Ibnu bertugas sebagai Manggala Agni di TNS. Sedangkan Abdi bertugas sebagai Polhut TNS yang meninggalkan istri yang sedang hamil 8 bulan dan seorang putri berusia 5 tahun.
“Bu Menteri, suami saya sekarang sudah tidak ada. Anak saya sudah tidak ada ayahnya,” ratap istri Abdi saat menerima santunan.
Menteri Siti langsung menguatkan dengan memastikan bahwa keluarga besar KLHK akan terus memperhatikan keluarga korban yang ditinggalkan.
“Saya hadir di sini memastikan bahwa kita akan terus bersama. Tetap kuat, kita satu keluarga besar,” pesannya.
Usai dari rumah Abdi, Menteri Siti melangkah ke rumah sebelahnya, dimana jasad Ibnu tengah diratapi keluarganya dengan penuh rasa sedih kehilangan.
“Saya punya kenangan dengan saudara Ibnu, fotonya dengan selang air untuk memadamkan api di garis terdepan karhutla masih ada di ruang kerja saya. Kami sangat kehilangan sosok penuh dedikasi,” kata mantan Sekjen Depdagri ini.
Beranjak siang rombongan yang dipimpin Menteri Siti melanjutkan perjalanan menuju Masjid Zainul Muttaqin di Kelurahan Kasongan, Kabupaten Katingan. Di sini telah menunggu jenazah Mansyah, pegawai TNS untuk dibawa ke pemakaman usai dishalatkan.
Saat hendak menyerahkan santunan, istri korban jatuh pingsan di hadapan Menteri Siti. Kesedihan semakin menyeruak. Lantunan dzikir dan doa dari jemaah yang hadir beriringan terdengar menguatkan.
Perjalanan dilanjutkan ke Kabupaten Kapuas yang membutuhkan perjalanan pulang dan pergi sekitar 4 jam, untuk ke rumah duka korban pegawai TNS bernama Mutiara.
Jelang malam barulah rombongan kembali ke Palangkaraya untuk menuju RSUD Doris Silvanus, tempat dua korban pegawai TNS atas nama Yuliansi dan Selfia, menjalani perawatan intensif akibat peristiwa kecelakaan tersebut.
Sedangkan satu korban tewas atas nama Umroatus Sholikhah, yang merupakan istri dari Polhut TNS dikebumikan di kampung halamannya di Jawa Tengah.
Untuk diketahui dalam insiden tabrakan dua kapal cepat (speed boat) milik TN Sebangau dan TNI yang terjadi di Sungai Sebangau, kawasan TN Sebangau, Palangka Raya Senin (9/3/2020)
kejadian ini mengakibatkan KLHK kehilangan 6 orang putra terbaiknya yang bekerja di TN Sebangau.
Mereka adalah Abdi Darmansyah, Ibnu Yudistira Hendrawan, Mutiara, Tyas Novianti, Mansyah dan Umroatus Sholikhah.
Sedangkan dari pihak TNI Komandan Kodim 1011/KLK (Kapuas) Letkol Kav Bambang Kristanto Bawono gugur dalam kejadian nahas ini.
Tim-KT
Discussion about this post