kaltengtoday.com, Entertainment – Konsep memadu lintas waktu (multiverse) bisa jadi merupakan rumus paten industri film di Hollywood, untuk menghadirkan lagi bintang-bintang lawas lewat tokoh ikonik yang pernah diperaninya.
Tampilnya kembali Tobey Macguire dan Andrew Garfield sebagai Peter Parker/ Spiderman, dalam Spiderman : No Way Home (2021), mendampingi Peter Parker/Spiderman yang dimainkan oleh Tom Holland, harus diakui menuai sukses. Kerinduan penonton pada versi Spiderman mereka di era itu agaknya dimanfaatkan benar oleh rumah produksi.
Baca Juga : Â Keren! Ngeri Ngeri Sedap jadi Satu-satunya Film ASEAN yang Tayang di Festival Beijing
Usai Marvel sukses dengan ‘jualan’ tersebut, kini DC sebagai kompetitor Marvel, melempar salah satu hero mereka; The Flash, dalam konsep mengarungi lintas dimensi waktu. Hingga bertemu dengan Batman versi Michael Keaton, setelah sebelumnya dimentori oleh Batman versi Ben Affleck.
Padahal, sebagaimana kita tahu, peran Ben jadi superhero misterius berkostum hitam berjubah itu, digantikan Robert Pattinson dalam The Batman (2022). Dan jauh di era 90an, setelah sukses besar tampil di Batman (1989) dan Batman Returns (1992), Michael Keaton digantikan oleh Val Kilmer dalam Batman Forever (1995).
Baca Juga : Â Kabut Berduri, Film Terbaru Netflix yang Berlatar di Kalimantan
Tentu ini akan menjadi sebuah pemicu penasaran yang sangat tepat. Bagaimana Batman versi Keaton yang cenderung gelap, beraksi bersama The Flash yang lebih ‘nge-jreng’.
Harus diakui pula, Keaton mungkin menjadi Bruce Wayne yang kurang tampan dibanding Val Kilmer, George Clooney, Christian Bale, Ben Affleck sampai Robert Pattinson. Tapi, ia kadung melegenda menjadi sosok Batman produksi DC. Itu sebabnya, terlihat konyol ketika ia pindah ke Marvel, menjadi musuh Spiderman dalam Home Coming (2017). Peran yang di situ terasa sangat dipaksakan dan membuat dirinya tak lebih dari sekadar aktor “biasa saja”. [Red]
Discussion about this post