Kalteng Today – Kasongan, – Sebagian besar desa yang ada di Kabupaten Katingan sudah memiliki Pusat Kesehatan Pembantu (Pustu). Namun untuk tenaga kesehatan (nakes) masih kurang.
Hal ini disampaikan oleh Riming U Idui, A.Md, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Katingan kepada sejumlah media, Kamis (25/02/2021), melalui telepon selulernya.
Kondisi seperti ini menurutnya sering dikeluhkan oleh sebagian besar masyarakat di pedesaan, karena ketika ada masyarakat yang sedang sakit, kemudian ingin memeriksa atau mengetahui sakit yang dideritanya menjadi terhambat.
“Pasalnya, mau berobat ke Puskesmas yang ada di ibukota kecamatan, tidak cukup biaya,” ujar Riming.
Tapi, jika Nakesnya ada di tempat, menurutnya masih bisa mempergunakan kartu BPJS Kesehatan.
“Biaya transportasinya pun murah. “Hanya membeli 1 atau 2 liter bensin saja sudah bisa berobat,” ujarnya, menirukan apa yang diakui oleh masyarakat setempat, ketika dirinya hadir di desa tersebut dalam kegiatan reses belum lama ini.
Permasalahan lainnya yang juga dikeluhkan oleh sebagian masyarakat di pedesaan, yang juga tidak kalah pentingnya menurutnya, adalah masalah pengadaan obat-obatan. Maksudnya, ketika pasien sedang mengalami sakit diare, agar stok persediaan obatnya langsung ada di Pustu tersebut. Tidak sampai harus menebus atau mencari ke apotek di luar Pustu. Begitu pula dengan berbagai jenis obat lainnya, agar dilengkapi di semua Pustu.
“Sehingga, ketika pasien dinyatakan sakit atau menderita DBD, obatnya langsung ada di Pustu tersebut,” harap legislator PDI Perjuangan ini.
Baca Juga : Rehabilitasi Sosial Adalah Proses Pemulihan Pecandu Narkoba
Selanjutnya, terkait dengan kekurangan nakes dimaksud, dirinya berharap kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan agar menempatkan nakes yang baru.
“Meskipun nakes tersebut statusnya bukan PNS, atau hanya THL,” harap anggota dewan asal daerah pemilihan (dapil) Katingan III yang meliputi wilayah kecamatan Katingan Tengah hingga Bukit Raya ini. [Red]
Discussion about this post