Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Ruas jalan menuju dusun atau perkampungan Jatus , Desa Sumber Garunggung, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur mengalami rusak parah dan membuat warga memindahkan jalur transportasi dari darat ke sungai.
Hal ini diungkapkan salah satu warga Dusun Jatus, Desa Sumber Garunggung, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur, Sahrudin ,Selasa,(2/11/2021).
“Kami sudah tak bisa melalui jalan yang rusak itun. Apalagi jika curah hujan tinggi seperti sekarang. Maka jalan itu makin tambah parah rusaknya.”tutur dia.
Menurutnya, dulu seminggu tiga kali, dirinya bisa pulang ke rumahnya yang berada di Kelurahan Ampah untuk mengambil barang dagangan yang akan dijual di dusunnya. Sekarang, lewatnya harus jalur sungai. Seminggu paling banyak dua kali saja,” keluhnya.
Sahrudin menambahkan, persoalan naiknya harga jasa transportasi perahu kelotok,membuat dia tak bisa lagi terlalu sering pulang pergi berdagang di sana. “Dulu hanya Rp 60 ribu pulang pergi (PP). Sekarang Rp 75 ribu. Sementara, saya tidak tega untuk menaikkan harga barang, karena daya beli masyarakat sana. Akhirnya ya merelakan keuntungan tipis,” lanjut lelaki yang rumah aslinya di Dusun Jatus tersebut.
Jatus merupakan dusun kecil yang berpenduduk sekitar beberapa puluh orang saja, terletak di bukit/ lereng pegunungan Bawo. Perlu menempuh waktu sekitar 30 menit menuju ke sana, dari Desa Sumber Garunggung sebagai desa induknya. Itu kalau jalannya keras dan masih sebagus tahun 2009,di mana terakhir kali penulis berita ini melewatinya dengan bersepeda motor.
Baca Juga : Tak Punya Akses Lain, Jalan Perusahaan Tambang Jadi Jalan Alternatif Warga
Sahrudin berharap Pemkab Bartim melalui dinas terkait dapat memperhatikan jalan tersebut. “Kami tahu, memang harus ada usulan dari warga Jatus. Ya kami sudah membuat usulan tersebut, beberapa tahun lalu. Tapi hingga saat ini belum ada perbaikan ,” lanjut Sahrudin.
Baca Juga : Terus Dihembus, Usulan Pengaspalan Jalan Tembus
Memang benar, baru beberapa ratus meter dicoba, terhampar jalan tanah yang becek. Mungkin seandainya sepeda motor trail, masih bisa dipaksakan. Meski kata Sahrudin tadi; “Makin ke dalam sana, semakin parah.” Dan tentu saja, dengan sepeda motor matic yang dikendarai, tidak perlu meneruskan pembuktian tadi. Kecuali mau berkubang di lumpur, atau nanti berjuang seharian, untuk bisa melalui jalan rusak yang tak dapat dilalui kendaraan apapun.”keluhnya. [Red]
Discussion about this post