Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Masyarakat yang berdomisili di Desa Matarah, Desa Gumpa dan Desa Betang Nalong di Kecamatan Dusun Timur, terpaksa harus menggunakan jalan yang dibuat perusahaan tambang untuk bisa keluar masuk dari dan ke desa mereka. Pasalnya, ketiga desanya memang berada dalam rute lintas jalan pertambangan.
Di sekitar tahun 2008 ke bawah, ketika masih belum menjadi desa tersendiri, warga Matarah dan Betang Nalong yang berada di satu jalur, memanfaatkan jalan eks Pertamina, yang biasa dipergunakan truk pengangkut kayu log, jika harus berurusan ke ibukota kabupaten Barito Timur, yaitu Tamiang Layang. Setelah berstatus menjadi desa definitif, tidak menginduk ke Desa Jaar, mereka mendapatkan pilihan baru, yaitu jalan lintas milik sebuah perusahaan pertambangan batu bara.
Untuk menuju ke Tamiang Layang, melewati rute ini dinilai mereka sangat efisien. Apalagi jika tidak ada hujan. Perjalanan bisa lebih cepat. “Saya lewat jalan ini terus, tiap dari Matarah pulang ke Tamiang Layang. Jalannya nyaman dilalui. Kecuali jika hujan, terpaksa memutar melewati Desa Didi, terus ke Matarah,melewati jalan eks Pertamina,” ucap Ny Wila, seorang warga yang ditemui hendak melintasi rute tersebut, Senin, (1/11/2021).
Baca Juga : Gerakan Orang Tua Asuh Polres Bartim Telah Merangkul Puluhan Anak Yatim
Sebenarnya, menurut Ny Wila, akan sangat bagus jika jalan eks Pertamina sudah diserahkan ke Pemkab Bartim. Sehingga dengan demikian, Pemkab akan leluasa memperbaiki jalan tersebut, karena sudah menjadi jalan milik kabupaten. “Dulu sih waktu kampanye, janjinya jalan eks Pertamina mau diperbaiki. Tapi masalahnya sampai sekarang belum jelas begini, mana bisa?” sambung Ny Wila.
Baca Juga : Lewat Penghargaan BKKBN Prov Kalteng, Bupati Bartim Dinilai Telah Buktikan Komitmennya
Senada, Ny Dewi, warga Desa Betang Nalong yang kini menetap di Tamiang Layang lantaran mengikuti suaminya yang bekerja, mengaku mengangankan desanya, juga Matarah maupun Gumpa, memiliki akses jalan kabupaten. “Kalau ada jalan punya kabupaten, yang menyambungkan tiga desa itu ke luar kan enak. Kesan terisolir atau di pedalaman, tidak ada lagi. Tapi sementara waktu, ya nikmati saja jalan pertambangan yang dibangun PT M ini. Toh enak saja dilewat motor atau mobil selama tidak ada hujan. Lebih dekat, soalnya potong kompas,” ucapnya. [Red]
Discussion about this post