Kaltengtoday.com, Buntok – Realisasi Pendapatan APBN sampai akhir Juli 2022 di regional wilayah kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Buntok yang meliputi 4 Kabupaten, yaitu Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara dan Murung Raya mencapai Rp526,69 miliar. Jumlah itu mengalami kenaikan sebesar Rp172,22 M (48,6 persen, year on year).
Baca juga : TMMD Ke-114 Di Buntok Resmi Ditutup oleh Pangdam XII Tanjungpura
“Kontributor utama tingginya pertumbuhan penerimaan tersebut berasal dari komponen penerimaan perpajakan, yaitu penerimaan PPh yang naik sebesar Rp181,07 miliar atau 116,3 persen (y-o-y) dan Penerimaan PBB yang naik sebesar Rp2,33 M atau 6,2 persen (y-o-y),” ungkap kata Plt Kepala Kantor KPPN Buntok Trianto, Jumat (26/8/2022).
Kenaikan PPh yang signifikan tersebut, jelas Trianto, disokong oleh kenaikan penerimaan PPh 25/29 Badan akibat pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik serta dampak tingginya harga global komoditas kelapa sawit Crude Palm Oil (CPO) dan hasil tambang batubara.
Sementara pada penerimaan Bea Keluar, peningkatan signifikan didominasi oleh komoditas ekspor berupa tambang mineral (Bauxite) dan kenaikan harga global komoditas kelapa sawit (CPO).
Namun demikian, terdapat penurunan Bea Keluar secara bulanan sebesar 47% (month to month) disebabkan karena adanya kebijakan larangan ekspor CPO dari 20 April sampai 23 Mei 2022. “Pada sisi penerimaan cukai diperoleh dari denda administrasi cukai. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kepatuhan pengguna jasa,” ujarnya.
Sedangkan untuk realisasi PNBP sampai dengan Juli 2022, imbuh dia, mencapai Rp6,75 miliar atau mengalami kenaikan Rp2,33 miliar atau 52,7% (y-o-y).
Pada sisi lain, lanjut Trianto, kinerja Belanja APBN hingga Juli 2022 mencapai Rp2.045,48 miliar atau 46,5%. Belanja Kementerian Negara/ Lembaga (K/L) mencapai Rp243,06 miliar atau 57% mengalami penurunan sebesar 4,7%.
Baca juga : Gegara Ini Kedok Emak-emak Joki Vaksin di Buntok Terbongkar
Adapun kontribusi setiap komponen belanja K/L yaitu Belanja Pegawai mencapai Rp161,61 miliar (59,6%), Belanja Barang mencapai Rp78,63 miliar (52,2%), dan Belanja Modal mencapai Rp2,81 miliar (62,7%).
“Sedangkan, realisasi belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mencapai Rp1.802,43 (45,4%) mengalami penurunan sebesar -8.5% (y-o-y). Kontribusi terbesar berasal dari penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) serta keberhasilan percepatan penyaluran Dana Desa sebesar Rp180,69 miliar (55%) mengalami kenaikan 1,4% dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar Rp109,45 miliar (31,4%) atau naik 32,6%,” ungkap Trianto. [Red]
Discussion about this post