kaltengtoday.com, Sampit – Akibat kenaikan harga kebutuhan pokok, masyarakat Kotim banyak mengeluh. Ada beberapa kebutuhan pokok seperti minyak goreng dan cabai juga ikut naik. Terlebih lagi kedua jenis kebutuhan pokok ini banyak digunakan oleh penjual gorengan. Salah satunya Bule Leny.
Menurut Leny Penjual gorengan di Jalan Hasan Mansur Baamang, Kotim kepada Kaltengtoday. Senin, (20/12) mengatakan, sejak beberapa pekan ini harga cabai, minyak goreng bahkan untuk campuran gorengan juga ikut naik. Makanya kami tidak lagi berjualan gorengan, bukan untung yang didapat tapi rugi jika tetap menjual gorengan.
“Iya mas, apa-apa naik saat ini. Jika sebelum kenaikan seperti tempe, tahu, tepung, minyak goreng, kol dan cabai dirinya menjual gorengan hanya seribu per gorengan. Namun, jika itu diteruskan saat ini bukan hanya rugi materi, tapi rugi secara tenaga dan pikiran juga,”tuturnya,
Dikatakannya, Jika biasanya keuntungan satu harinya bisa mencapai Rp 200 ribu-Rp. 300 ribu per harinya, namun saat ini rugi besar jika melanjutkannya.
“Kemarin itu kita coba jual dengan kita naikan Rp 300 rupiah, tapi pelanggan banyak yang kabur dan tidak berminat,” Katanya.
Baca Juga : Â Di Palangka Raya, Minyak Goreng dalam Kemasan Harganya Melonjak
Dikatakannya, untuk bahan jualannya ini kondisinya masih segar dan baik. “Kami utamakan kualitas untuk gorengan milik kami ini. Meski kami juga menjual nasi campur dan soto jawa. Tapi, untuk omset gorengan sudah tidak bisa diharapkan lagi,”ujarnya yang hampir 7 tahun lebih menggeluti pekerjaan tersebut.
Dirinya pun saat ini sudah menghentikan jualan untuk gorengan. Biasanya yang dijual itu bakwan, tahu goreng, tempe goreng dan pisang goreng.
Baca Juga : Â DWP Gumas Salurkan tali Asih bagi Pensiunan dan KKM
“Saya tidak bisa memastikan kapan harga bahan ini akan turun kembali. Misalnya saja harga minyak goreng yang melambung tinggi. Minyak goreng kemasan 2 liter saja harganya saat ini kisaran Rp 43-45 ribu,”tutupnya. [Red]
Discussion about this post