Kaltengtoday.com – Tamiang Layang, – Persoalan klasik yang dihadapi desa yang berada di wilayah perairan adalah air pasang pada saat musim hujan. Jika pasang air menembus atau melewati lantai rumah, maka dipastikan kesibukan para warga hanyalah bagaimana menyelamatkan barang-barang mereka. Untuk bekerja mencari nafkah, menjadi hal yang tertunda.
Demikian juga dengan Desa Juru Banu, yang berada di ujung Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur. Berada di aliran Sungai Telang, yang menghubungkan dengan perairan kabupaten tetangga di provinsi sebelah, yaitu Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan, dan Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, tiap tahun, Juru Banu harus bergelut dengan banjir dari luapan air sungai.
Baca juga : Waspadai Banjir, BPBD Mura Imbau Masyarakat Bantaran Sungai Siaga
“Kalau sudah banjir, kami tidak bisa lagi bekerja mencari ikan di sungai. Maklum, hampir semua warga di sini, bekerja sebagai nelayan sungai. Terpaksa saat banjir, kami mengandalkan air hujan sebagai air minum dan memasak. Kalau musim kemarau, kami harus berjalan sekitar satu kilometer untukmendapatkan sumber mata air bersih berupa sumur bor,” ungkap salah seorang ibu tua pemilik warung kopi, warga Juru Banu yang dibincangi media ini.
Baca juga : Jumatni : Warga DAS Waspadai Banjir saat cuaca buruk
Senada dengan warganya, Kepala Desa Juru Banu, Amrullah, yang berhasil ditemui seusai pulang dari Tamiang Layang, menyatakan bahwa pihaknya telah membuat usulan terkait hal tersebut. “Kami sudah berupaya mencarikan solusi untuk soal air bersih ini. Moga-moga segera terealisasi,” ucapnya, seraya berharap bahwa kelak saat banjir maupun kemarau, para penduduk desa tetap bisa mendapatkan air minum yang layak dikonsumsi.[Red]
Discussion about this post