Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Tersebarnya kabar pemain Kalteng Putra di Media Sosial (Medsos) yang berencana tidak akan melanjutkan bermain pada laga ke 5 play off degradasi liga 2 yang terlihat di postingan salah satu pemain Kalteng Putra, Usman Diara melalui akun Instagram @usmandiarra dan di posting sekitar Senin (22/1) kemarin lalu mendapat berbagai tanggapan dari warga net.
Di dalam postingan tersebut, terdapat surat pernyataan atau perjanjian dari 28 pemain yang memuat poin tertulis seluruh pemain ingin duduk dengan CEO Kalteng Putra, Agustiar Sabran berbicara tentang timnya sebelum pertandingan ke empat melawan Persipura.
Pemain menuntut, apabila gaji dan bonus pemain tidak terbayarkan sebelum hari pertandingan pekan ke 4, maka pihaknya tidak akan melanjutkan permainan.
Baca Juga : Kalteng Putra Waspada Blunder di Menit Akhir
Dan, untuk poin terakhir, setelah pertandingan semua berjalan tuntas, para pemain meminta manajemen klub untuk menyelesaikan gaji sesuai yang ada di dalam kontrak.
”Setelah mediasi dan dijanjikan pembayaran, tapi tidak ada itikad baik lanjutan, maka kami semua pemain tidak akan melanjutkan pertandingan ke 5 dan seterusnya,” ujar usman diara melalui tulisannya di caption akun instagram @usmandiarra, yang dilansir, Selasa (23/1).
Menanggapi hal tersebut CEO Kalteng Putra, Agustiar Sabran melalui Manager Tim Sigit Wido mengungkapkan terkait isu keterlambatan pembayaran gaji pemain tim berjuluk Laskar Iseng Mulang tersebut.
“Keterlambatan pembayaran gaji pemain ini bukan karena finansial, tapi karena punishment dari CEO Kalteng Putra Agustiar Sabran. Karena pemain tidak bermain dengan sepenuh hati,” ucapnya saat ditemui para awak media, Selasa (23/1)
Baca Juga : Kalteng Putra Gagal Lolos ke Babak 12 Besar
Sigit membeberkan, keterlambatan pembayaran gaji pemain hanya selama 15 hari, bukan dua bulan seperti yang ramai diberitakan dan manajemen tetap akan bertanggung jawab sesuai dengan kesepakatan kontrak atau kesepakatan awal.
“Tim tetap akan bertanggung jawab, namun kami menuntut pemain untuk dapat bermain profesional di sisa pertandingan. Terlepas dari apa hasilnya, nanti kita lihat kedepannya,” jelasnya.
ia turut meminta agar masyarakat dapat bijak dalam menilai polemik yang terjadi di tim sepak bola asal Kalimantan Tengah tersebut, serta dapat menilai dari dua sisi, hingga tidak hanya memojokkan manajemen.
”Intinya tugas pemain itu bermain, kalau hak itu semua sudah ada di kontrak, jadi jangan mengancam tidak bermain, nah itu salah sudah. Karena aturan gaji sudah ada di kontrak, jadi taunya mereka harus main dengan menampilkan performa terbaiknya,” tegasnya.
Ia menekankan, pemain bukannya malah mengancam, karena ada konsekuensi yang tertuang di dalam kontrak yang telah sepakati bersama.
“Jika apabila tidak bayar, klub akan resikonya dan itu tidak mungkin tidak dibayar, jadi jangan pemain itu mengancam manajemen, semua ada sebab akibat,” tuturnya.
Pihaknya mengakui sudah mempersiapkan tim secara serius sejak awal dengan menghadirkan pemain yang berkualitas dan berharap agar bisa memenuhi target.
Baca Juga :
”Tapi ternyata dalam perjalanannya seperti ini, jadi wajar lah tentu CEO ada kekecewaan. Tetapi pemain harus professional, hak dan kewajiban semua sudah diatur di kontrak, jadi gak perlu takut. tugas mereka harus main, kewajibannya dulu dilaksanakan dengan baik dan serius bukan tidak serius yang berakibat kerugian untuk tim,” ungkapnya lagi.
Lebih lanjut, pihaknya meminta para pemain harus bermain sampai selesai pertandingan dan penuh semangat serta dapat mencinta Kalteng Putra.
“Kalau mereka bermain asal-asalan ada mekanismenya semuanya, sesuai kontrak,” tutupnya. [Red]
Discussion about this post