Kalteng Today – Palangka Raya, – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya, Sigit K.Yunianto mengatakan saat setelah pihaknya mengikuti pembahasan draft pembahasan peraturan walikota tentang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Palangka Raya disetujui oleh pihaknya.
“Hasil rapat pada hari ini, bahwa sosialisasi PSBB adalah Hari Sabtu dan Minggu dalam bentuk pemberitahuan kepada masyarakat Kota palangka Raya. PSBB akan dimulai pada hari Senin dan selama 14 hari kedepan,” katanya, Jumat (8/5) malam.
Menurutnya, pelaksanaan tersebut tersebut pada akhirnya dievaluasi kembali, sesuai dengan kebutuhan kota dan melihat perkembangan selama pelaksanaan PSBB itu sendiri.
“Kalau ada peningkatan penyebaran, maka akan kita perpanjang dan apa bila pergerakannya membaik maka tidak akan kita perpanjang. Mudah-mudahan dengan diterapkannya PSBB ini kita bisa menurunkan angka penyebaran dari Covid-19 ini,”
“Penerapannya nanti tentu ada regulasi sesuai yang telah diatur melalui peraturan walikota, akan tetapi masih ada yang perlu diperbaiki, sesuai dengan masukan-masukan dari Kapolres dan Dandim dan pihak Legislator juga ada serta dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), maka dari itu pihak eksekutif akan mengambil poin-poin pentingnya,”.
Dirinya menekankan bahwa pihaknya juga tidak ingin mematikan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota palangkaraya, sebab menurut pihaknya pertumbuhan ekonomi akan tetap diperhatikan.
“Boleh buka, tapi ada aturannya. Seperti dipasar-pasar itu tidak semuanya ditutup, tetapi kita atur, atau diberikan batasan-batasan, dan begitu pula dengan arus kendaraan, baik itu yang masuk maupun yang keluar dari wilayah Kota Palangka Raya,” ungkapnya.
Dirinya menegaskan bahwa pihaknya juga turut andil dalam pembatasan aktivitas masyarakat, dalam rangka memotong ata rantai penyebaran Covid-19.
Baca Juga:
Legislator Ini Sebut Pemkab Kotim Tidak Punya Uang Untuk Beli Beras
“Kita ingin menerapkan PSBB ini yang humanis dan memperhatikan juga pertumbuhan ekonomi yang ada dimasyarakat. Tidak langsung lockdown total habis, maka kita akan mati kalau seperti demikian, sebab kita tidak mengenal lockdown, akan tetapi kita hanya mengenal karantina kesehatan,” tutupnya. [Red]
Discussion about this post