Kaltengtoday.com, Sampit – Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Pos Sampit saat terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) banyak mendapatkan laporan satwa liar masuk ke kawasan permukiman warga. Hal ini terjadi lantaran habitat alami satwa liar itu rusak akibat karhutla tersebut.
Menurut Komandan BKSDA Pos Sampit Muriansyah, dengan banyaknya kasus karhutla yang terjadi di Kotim ini maka habitat satwa liar tentunya terganggu dan habitatnya rusak. Bahkan tidak jarang satwa liar itu mati akibat kebakaran. “Banyak titik yang menjadi habitat satwa yang terbakar, sehingga mendesak mereka untuk mencari tempat lain yang lebih aman dan tak jarang nyasar ke ladang atau permukiman warga,”ucapnya, Jumat 27 Oktober 2023.
Baca Juga : Status Darurat Karhutla Palangka Raya Turun Menjadi Siaga
“Satu bulan terakhir ini, pihaknya mendapatkan laporan satwa liar masuk ke pemukiman warga di enam kecamatan, yakni Kecamatan Seranau, Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara dan Kecamatan Cempaga,”ujarnya.
Satwa liar yang dilaporkan yakni Bekantan, Beruang dan Orangutan. Meski demikian, biasanya satwa-satwa ini hanya sekedar lewat atau mencari tempat persembunyian, sehingga ketika petugas BKSDA melakukan observasi ke lokasi yang dilaporkan, satwa-satwa itu jarang yang bisa ditemukan. Katanya.
Baca Juga : PBS Harus Terlibat Dalam Penanggulangan Karhutla
Hal ini akan terjadi lantaran musim kemarau dan ini memang sering terjadi setiap tahun pada saat musim kemarau. Mereka, yakni satwa liar akan mencari tempat yang aman, nyaman dan tentunya sumber makanan mereka juga harus tersedia. Meski demikian, dirinya minta masyarakat tetap waspada dan melaporkan ke kami jika ada menemukan satwa liar atau ke lokasi permukiman warga. Tutupnya. [Red]
Discussion about this post