Kalteng Today – Sampit. – Aksi perlawanan oleh bos minuman keras terhadap Wakil Bupati Kotim Hj Irawati ternyata berbuntut panjang.
Berbagai elemen masyarakat mendukung penertiban miras tidak berijin dan meresahkan masyarakat tersebut.
Mulai dari Ormas Islam, bahkan Dewan Adat Dayak ( DAD) dan Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (Batamad) Kotim juga menyatakan sikap terhadap aksi orang nomor 2 di Kotim tersebut.
“Masyarakat Adat Dayak Di Kotim Kutuk Tindakan Arogan Bos Miras Di Sampit yang sangat melecehkan pemimpin daerah. “tegas Ketua Batamad Kotim, Fitri S kepada Kalteng Today. Sabtu, 19 Juni 2021.
Kata dia, Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (Batamad) Kotawaringin Timur (Kotim). Mengutuk keras perlakuan bos minuman keras (miras) yang dianggap melecehkan marwah pemerintah setempat.
“Sempat terjadi cekcok dan saling jawab menjawab antara Wabup dan Joni (pemilik bos miras),”jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Fitri, Batamad tentu tidak sampai disini saja melakukan pernyataan sikap.
“Kami akan kawal prosesnya sampai tuntas. Kami akan meminta DAD Kotim usut tuntas dan terus memantau proses hukum adat Dayak kepada bos miras ini,”ungkapnya.
Baca Juga :Â Tak Hanya Disegel, Polisi Akan Tangkap Penjual Miras Ilegal di Sampit
Pihaknya juga akan berkordinasi dengan Batamad se-Kalteng untuk mencari tahu keberadaan bos miras bernama Joni yang menghilang.
“Jujur saja, kami menyayangkan sikap arogansi terhadap pemimpin Kotim tersebut,”tutupnya.
Dari pantauan Kaltengtoday, di Jalan Tjilik Riwut tepatnya di ruko miras yang berada di drainase sudah dipasang tanda, ada kain merah, kuning, tali rotan dan daun sawang sebagai tanda proses adat dimulai.[Red]
Discussion about this post