kaltengtoday.com -Tamiang Layang – Jika Anda berjalan-jalan atau singgah di Tamiang Layang, apalagi berburu kuliner dan Anda adalah pemburu citarasa, tempat yang satu ini rasanya perlu jadi rujukan.
Menawarkan beragam menu kreatif ala kota besar, Resto Bang Zali (yang ada di dua tempat), ternyata masih mematok tarif yang tak “gahar”. Bahkan masih terjangkau kocek anak muda yang berpacaran.
Penikmat makanan sejati, yang paham bagaimana percampuran bumbu, akan segera tahu jika makanan yang disajikan di resto ini, diracik oleh tangan yang berpengalaman. Seperti kweetiauw, daging sapi lada hitam, capcay dan lain sebagainya, di Resto Bang Zali, bisa dikatakan nyaris tak ada yang menandingi, berkat ciri khas pada rasanya
Tapi siapa sangka, jika sang pemilik, yang juga bernama Zali, dulu adalah seorang pelayan, yang juga pernah bekerja sebagai Satpam. Bergaul dengan banyak teman, khususnya yang lihai mengolah masakan, membuatnya jadi mempunyai pengetahuan tentang memasak.
Berbekal pengetahuan itu, Zali yang kemudian pulang kampung, akhirnya memutuskan membuka usaha warung makan. Dimulai dari kedai kecil, hingga pindah ke depan rumah, sampai akhirnya berkembang sejauh ini.
Siapa sangka, berawal dari pandangan pesimis orang tentang menu-menunya yang waktu itu dianggap terlalu ‘high class’ untuk ukuran Tamiang Layang, sekarang justru pelanggannya kebanyakan adalah orang-orang gedongan, dan mereka yang loyal dengan karya olahan tangannya.
“Saya justru menjadikan segala cemoohan dan pandangan pesimis, jadi optimisme serta bahan pemacu semangat saya,” ujar Zali seraya tertawa saat dibincangi di rumahnya tadi (Jumat, 1/4).
Walhasil, dalam tempo delapan tahun, Zali mampu membangun tatanan bisnis kulinernya. Dari rumah makan di Jl Magantis, buka cabang di Jl A Yani (seberang Kantor KPUD Bartim), lalu membuka Kafe ZL yang selalu ramai pengunjung apalagi saat digelar live music, dan kini membuka ZL Bakery.
Baca juga :Â 5 Makanan Khas Kalimantan Tengah dengan Cita Rasa Berbeda
Namun keberhasilan tak serta membuatnya lupa diri. Karena Zali sadar, bagaimana awal karirnya dulu. Memulai dari nol besar. Sehingga dirinya tak pernah memperlakukan karyawan sebagai anak buah, namun mitra yang membantu usahanya
Baca juga :Â Kepergok Maling Di Kawasan Kuliner Jalan Yos Sudarso, Tukang Baja Ringan Dihajar Massa
“Mereka juga yang bikin saya sedih ketika kemarin Covid 19 sedang ganas-ganasnya dan berpengaruh ke omset. Saya harus merumahkan beberapa orang. Terpaksa sekali saya lakukan itu, karena kondisinya memang parah. Tapi Alhamdulillah sekarang perlahan, satu persatu bisa saya tarik lagi,” ujarnya di akhir obrolan. **[Red]
Discussion about this post