kaltengtoday.com, Sampit – Sandrawati istri seorang pegawai BUMN Amiruddin ini sekitar 9 tahun sudah menggeluti budidaya jamur tiram. Selain hobi, ternyata hasil dari budidaya ini mampu untuk membantu perekonomian keluarga.
Sandrawati yang juga warga Jalan Cristopel Mihing Gg Bulhasin Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, Kotim ini saat Kaltengtoday melakukan kunjungan ke kediamannya mengatakan hanya menyalurkan hobi saja. “Ternyata dari hobi bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah,”ujarnya kepada Kaltengtoday, Senin (15/11).
Dikatakan Ibu tiga orang anak ini, sebenarnya budidaya Jamur Tiram ini pertama digeluti pada 2012 lalu. Meski sempat berapa kali pindah tugas suami, namun budidaya ini masih terus digeluti. “Alhamdulillah hasil yang didapatkan bisa membantu ekonomi keluarga,”ucapnya lagi.
Memang untuk baglok (tempat tumbuh jamur) ini dirinya membeli dari teman. Jika dulu masih seharga Rp 2500, sekarang harganya sudah Rp 5.000/bagloknya. “Saat ini kami memiliki sekitar 500 baglok. Dalam seharinya bisa menghasilkan 2 sampai 3 kg jamur tiram,”ungkapnya.
Kata dia, untuk harga jamur tiram ini yakni Rp 30.000 rupiah. Jadi, jika dalam satu harinya 3 kg panen jamur tiram tentu hasilnya yakni Rp 90.000 rupiah. “Rata-rata dalam satu bulan sekitar 90 kg jamur tiram. Kalikan saja 90 kg jamur tiram dengan harga Rp 30.000 per/kg. Paparnya.
Biasanya, pada saat awal membeli baglok itu untuk panen rayanya sekitar 2 minggu. Dalam 500 baglok itu bisa menghasilkan 7 sampai 8 kg jamur tiram. Dalam satu bulan panen raya bisa dua kali. “”Jika dihitung dalam 1 bulan bisa saja hasil yang didapatkan kurang lebih Rp 3 juta rupiah,”ujarnya.
Berkaitan dengan memasarkannya, salah satu cara yang memang menurutnya efektif adalah dengan memanfaatkan media sosial. Bisa itu melalui WA, FB bahkan IG. “Kebanyakan itu pembelinya lewat WA. Pembeli ada yang datang ke rumah, ada juga saya yang mengantar pesanan Jamur Tiram tersebut,”ucapnya lagi.
Baca Juga : Â Bupati Janji Carikan Solusi Soal Keluhan Pengusaha Pelayaran di Kotim
Meski usia baglok tersebut hanya bertahan 4 sampai 6 bulan. Namun, modalnya sudah bisa balik modal bahkan 3 sampai 4 kali lipat dari modal untuk hasil yang didapatkan. Anggap saja hasil 1 bulan itu untuk pengembalian awal modalnya. 3 sampai 5 bulan selanjutnya kita sudah menikmati hasilnya.
Apalagi, kata dia untuk perawatannya tidak begitu sulit. Dalam sehari itu memerlukan 2 kali penyiraman, sekitar pukul 10 sampai 11 siang dan pada saat siang sekitar pukul 2 dan 3 siang, Tambahnya.
Baca Juga : Â Curi Buah Sawit Perusahaan Malam Hari, 2 Warga Kotim Dibekuk Polisi
Meski sang suami menjadi pegawai BUMN, namun bisnis dan budidaya jamur tiram ini sangat membantu ekonomi keluarga. Bahkan, sang suami sangat mendukung kegiatannya ini. Selain membudidaya jamur tiram, dirinya juga menggeluti tanaman hidroponik. Tutupnya. [Red]
Discussion about this post