Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Yayasan BOS sangat prihatin dengan maraknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang belakangan ini terjadi baik di luar maupun di dalam wilayah kerjanya di Kalimantan.
Memasuki musim kering ekstrim tahun ini, dengan fenomena “El Nino” yang membuat hutan-hutan di Indonesia menghadapi risiko kebakaran tinggi, dua lokasi di wilayah kerja Yayasan BOS telah mengalami kebakaran.
Pertengahan Agustus lalu, dilaporkan bahwa terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) rawa gambut yang diperkirakan seluas 50 hektar di dua lokasi berbeda di wilayah kerja Yayasan BOS Mawas, di Kalimantan Tengah.
Baca Juga :Â Bupati Minta Karhutla Jadi Perhatian Bersama
Tim pemadam kebakaran kami dengan bantuan masyarakat setempat berhasil memadamkan kebakaran tersebut.
Keterbatasan akses menuju lokasi karhutla dan kedalaman kubah gambut mengakibatkan kebakaran meluas jauh di kedalaman gambut, sehingga menyulitkan tim pemadam kebakaran mengidentifikasi kebakaran dari permukaan dan membutuhkan waktu hampir seminggu untuk memastikan api padam.
Dr. Ir. Jamartin Sihite, MSc., CEO Yayasan BOS mengatakan, Areal kerja Yayasan BOS yang berada di kawasan eks Proyek Pengembangan Lahan Gambut (PLG) sejuta hektare lahan gambut dan rawa untuk tanaman pangan, termasuk areal rawan kebakaran dan kaya karbon.
Menjelang musim kemarau, Yayasan BOS melakukan beberapa upaya sebagai tindakan preventif untuk mengurangi dampak kebakaran hutan.
Baca Juga :Â BOSF Kembali Lepasliarkan 17 Orangutan
“Bersama dengan mitra internasional, kami telah melakukan pembasahan lahan, serta membangun sumur serta “beje” (kolam). Jika terjadi kebakaran, sumur dan kolam ini bisa digunakan sebagai sumber air untuk memadamkan api,”ujarnya dalam keterangan tertulis.
Yayasan BOS juga bekerja bersama dengan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kepedulian akan pencegahan kebakaran karena mencegah jauh lebih baik daripada memadamkan api. [Red]
Discussion about this post