Aplikasi yang saat ini ramai diperbincangkan, Pedulilindungi menjadi syarat perjalanan baik darat, laut, maupun udara. Dari Berita Borneo, semenjak aplikasi tersebut diluncurkan ada berbagai kendala mulai dari keamanan hingga yang baru-baru ini terjadi munculnya situs palsu Pedulilindungi. Berikut ini adalah ulasan menariknya.
Menjadi Syarat Bepergian Selama Masa PPKM
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau disingkat PPKM sekarang masih diberlakukan meski levelnya sudah turun menjadi level 3. Salah satu syarat bepergian di masa PPKM level 3 ini adalah memiliki aplikasi Pedulilindungi.
Dari info Kalteng, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Sumadi menyampaikan bahwa Kemenhub telah melakukan koordinasi kepada para operator moda transportasi umum mulai dari darat, laut, udara, dan perkeretaapian agar mempersiapkan penggunaan dan penerapan aplikasi ini sebelum memulai perjalanan.
Penerapan aplikasi ini nantinya diharapkan mampu membantu mengelola mobilitas di tengah pandemi dengan baik. Karena memang fungsi utama dari aplikasi ini adalah membantu pemerintah dan instansi terkait dalam melacak secara digital perihal penyebaran virus Covid-19 dan tentunya diharapkan untuk menghentikan penyebaran virus ini.
Cara Kerja Aplikasi Pedulilindungi
Menurut info Kalteng, penggunaan aplikasi Pedulilindungi ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan masyarakat yang membagikan lokasinya saat sedang bepergian. Tujuannya agar dapat dilakukan penelusuran apakah memiliki riwayat kontak dengan penderita Covid-19.
Cara kerja aplikasi pedulilindungi menurut situs resminya adalah dengan menggunakan data dari ponselmu serta mengaktifkan fitur lokasi dan bluetooth yang gunanya untuk merekam informasi yang dibutuhkan. Lalu saat ada perangkat milik orang lain dalam jangkauan bluetoothmu maka akan terjadi pertukaran id anonim. Inilah yang nantinya akan direkam oleh ponsel masing-masing pengguna.
Setelah terjadi pertukaran id tersebut, aplikasi ini akan mengidentifikasi orang-orang disekitar. Dimana yang dinyatakan positif Covid-19, Pasien Dalam Pengawasan, dan Orang Dalam Pengawasan. Selain itu, cara kerja aplikasi Pedulilindungi juga akan memberikan notifikasi apabila kamu sedang berada di keramaian. Dan jika anda ada di lingkungan rawan atau zona merah.
Ini tentunya akan sangat menguntungkan karena mampu menjadi pengingat apabila seseorang berada di keramaian. Mengingat berita terbaru saat ini sedang diberlakukan peraturan bahwa masyarakat harus menghindari keramaian untuk menghindari penyebaran Covid-19.
Apakah Aplikasi Pedulilindungi Aman?
Dari informasi yang beredar semenjak aplikasi ini diluncurkan memang banyak yang mempertanyakan sistem keamanan dari aplikasi ini. Bahkan berita terbaru beredar informasi bahwa diduga terjadi kebocoran data pada pengguna Electronic Health Alert Card (e-HAC). Namun, menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan kebocoran ini tidak terkai dengan aplikasi e-HAC yang ada di aplikasi Pedulilindungi.
Kebocoran Data
Dari berita terbaru kebocoran data ini diindikasikan terjadi kebocoran data diduga pada aplikasi e-HAC lama yang sudah tidak aktif lagi sejak tanggal 2 Juli 2021. Aplikasi e-HAC yang saat ini digunakan masyarakat melalui aplikasi Pedulilindungi sudah terintegritas menggunakan Sistem Satu Data yang langsung masuk ke Pusat Data Nasional dan data-data mengenai Covid-19 ini mendapatkan pengawasan langsung dari Kemenkominfo.
Kemudian untuk informasi yang sempat menghebohkan masyarakat mengenai kebocoran data sertifikat vaksinasi Covid-19 milik Presiden Joko Widodo ini turut membuat masyarakat semakin khawatir perihal keamanan data di aplikasi ini.
Seperti yang dirangkum Berita Borneo, kebocoran sertifikat vaksinasi Covid-19 milik Presiden Joko Widodo. Karena informasi seperti nama, tanggal lahir, tanggal vaksinasi, hingga jenis vaksin yang digunakan Presiden Joko Widodo sudah tersedia di berbagai media dan bisa diakses oleh siapapun.
Untuk NIK milik Presiden Joko Widodo bisa didapatkan dari laman Komisi Pemilihan Umum saat Pemilihan Presiden beberapa waktu lalu.
Tim Khusus Aplikasi Pedulilindungi
Kabarnya dari berita terbaru, pemerintah sudah membentuk tim khusus yang memiliki tugas untuk memantau keamanan data aplikasi Pedulilindungi. Kementerian Kominfo mengatakan bahwa langkah pemerintah untuk mengamankan data masyarakat pengguna aplikasi Pedulilindungi adalah dengan melakukan migrasi sistem Pedulilindungi ke Pusat Data Nasional yang dikelola oleh Kementerian Kominfo dan bekerja sama dengan BSSN, PT Telkom, dan telah dibentuk tim khusus.
Tim khusus ini nantinya akan terus memantau keamanan data masyarakat. Karena menurut pemerintah yang disampaikan oleh Direktur Keamanan dan Penyelidikan Informasi BSSN, keamanan data pengguna aplikasi Pedulilindungi adalah prioritas utama pemerintah.
Menurut info Kalteng, saat ini masyarakat memang dianjurkan untuk menjaga data pribadi dengan tidak menyebarkannya ke media sosial. Satgas Covid-19 juga menyampaikan bahwa sebaikanya masyarakat tidak terprovokasi berita atau informasi yang kurang tepat terkait aplikasi Pedulilindungi.
Untuk mengecek sertifikat Covid-19 di aplikasi Pedulilindungi diperlukan data berupa nama lengkap anda, NIK, tanggal lahir, tanggal melakukan vaksinasi, serta jenis vaksin yang diperoleh. Apabila tidak menggunakan data-data tersebut maka sertifikat vaksin tidak dapat dicek orang lain dan tidak dapat disalahgunakan pihak lain.
Penting juga untuk dilakukan masyarakat agar tidak menyebarluaskan sertifikat vaksin ke media sosial. Baiknya untuk menggunakan sertifikat vaksin sesuai dengan kebutuhannya. Karena jika terjadi penyebaran informasi pribadi akan merugikan diri sendiri karena mungkin saja data pribadi nantinya akan disalah gunakan orang lain.
Kabarnya dari berita terbaru juga akan dilaksanakan peraturan mengenai penerapan aplikasi Pedulilindungi di pusat perbelanjaan. Nantinya aplikasi ini digunakan sebagai protokol tambahan. Namun, apabila sudah lolos screening wajib vaksinasi. Tapi tidak lolos tahap pengecekan protokol kesehatan seperti suhu tubuh terlalu tinggi atau tidak bermasker maka tetap tidak diizinkan masuk.
Situs Palsu Pedulilindungi
Dari Berita Borneo belum lama ini muncul situs palsu Pedulilindungi yang tersebar di grup Whatsapp. Dalam pesan di grup tersebut menginformasikan tentang situs palsu pedulilindungi dengan alamat http://www.pedulilindungia.com/. Url dari situs palsu tersebut hampir mirip dengan url situs asli Pedulilindungi hanya berbeda huruf A di belakang kata Pedulilindungi.
Diharapkan masyarakat untuk berhati-hati apabila menemukan penyebaran mengenai Pedulilindungi dan harus meng-klik situs palsu tersebut. Baiknya untuk tidak dilakukan perintah tersebut karena ini sangat berbahaya dan menyangkut keamanan data pribadi.
Juru bicara Kemenkominfo juga sudah menyampaikan bahwa seluruh isi dan informasi yang ada di situs palsu tersebut tidak ada kaitannya dengan situs Pedulilindungi yang asli. Pemerintah menggunakan aplikasi ini guna melaksanakan Surveilans Kesehatan Penanganan Covid-19.
Menurut info Kalteng, Masyarakat diharapkan untuk mengunduh aplikasi resmi Pedulilindungi di Google Play Store atau App Store dan alternatif lainnya dengan mengunjungi situs resmi pedulilindungi.id. Sehingga tidak akan terjadi pencurian data melalui situs palsu. Karena pada situs palsu tersebut memintamu untuk mengisi nama lengkap, nomor ponsel, hingga alamat rumah.
Itu dia ulasan menarik dari Berita Borneo mengenai keamanan aplikasi Pedulilindungi hingga situs palsu. Hal ini yang sempat menghebohkan masyarakat beberapa waktu lalu. Penting sekali untuk menjaga kerahasiaan data agar tidak disalah gunakan oleh siapapun.
Discussion about this post